Kamis, 24 Agustus 2017

kesaksian



MONIKA

Aku bisa menerawang perselingkuhan suamiku

Menurut cerita yang ku dengar dari orang tuaku, bahwa kakeku adalah orang memiliki berbagai macam ilmu kanuragan dan memiliki beberapa keris dan benda-benda pusaka lainnya ada yang masih tersimpan di rumah nenek. Sepuluh tahun yang lalu, ketika aku menginap di rumah nenek di Cilacap, Jawa Tengah aku mengalami kejadian aneh. Secara naluriah aku merasakan ada keanehan di salah satu sudut ruangan. Aku merasa ada makhluk aneh berdiam di bawah lantai. Dengan reflek kuperintahkan makhluk itu keluar.

"Eh, kamu yang di sana, keluar!" teriakku sambil menunjuk ke bawah keramik.

Dari bawah keramik di kamar 3 x 4 itu keluarlah sosok hologram setinggi tiga meter. Aku teringat dengan film Aladin. Sosok jin bertubuh tinggi besar keluar dari guci kuno.

Sosok hologram itu pun duduk bersila di lantai. Laksana seorang pengawal yang bersimpuh di hadapan rajanya.

"Ada apa kamu mengusirku? Aku sudah lama tinggal di rumah ini," kata jin tersebut. Aku terkesima. Sama sekali tidak kuduga bila ada yang menyambut seruanku. Aku hanya mengikuti kata hati yang merasakan adanya keanehan di rumah nenek. Orang Jawa bilang rumah nenek itu singup.  Hawanya kurang bersahabat.

Mungkin karena usia muda, dengan entheng kuperintahkan jin itu keluar. "Ya sudah, kamu keluar dari rumah nenek," kataku.

"Tidak bisa. Aku sudah lama tinggal di rumah ini," kata jin tersebut yang enggan meninggalkan rumahnya. Aku pun terus berdialog. Dengan tetap pada satu keyakinan bahwa jin tersebut harus keluar dari rumah nenek.

Entah mengapa, jin itu kemudian menyerah dengan memberikan persyaratan. "Aku mau keluar dari rumah ini, tapi aku mau ikut kamu saja," katanya. Aku tidak tahu bagaimana memberikan jawaban atas permintaannya. Tiba-tiba sosok hologram itu telah menghilang dari hadapanku. Ia melayang menembus dinding dan lenyap dari pandanganku.

Aku pun hanya terdiam. Sebuah peristiwa aneh yang belum pernah kualami. Aku masih tidak percaya. Keesokan harinya, ketika diadakan persekutuan kecil (ritual keagamaan Kristen) di rumah nenek, pendeta berkata kepadaku.

"Mbak Monika, kamu bisa merasakan apa yang ada di sekeliling kita ini?" katanya lirih.

Aku mengerti maksud pembicaraan pendeta. Aku pun berkonsentrasi sejenak. Kucoba merasakan keanehan yang ada di sekelilingku. Perlahan kusisir dengan mata batinku. Satu persatu kusisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan permintaan pendeta.

"Ada burung di bawah lantai. Warnanya hitam," kataku pelan.

"Ya, itu burung gagak," seru pendeta. "Terus kamu teliti lagi di dalam sini ada apa saja," katanya sejurus kemudian.

Aku kembali berkonsentrasi. "Aku melihat Peti kecil berbendera. Peti itu sepertinya ditanam," kataku tak lama kemudian.

Pendeta itu menyadari bahwa kelak kehidupanku akan banyak bersentuhan dengan dunia ghaib. Aku akan banyak berhubungan dengan dunia jin seperti dirinya. Karena aku bisa melihat burung gagak beserta peti dan benderanya. Sebuah pemandangan yang tidak bisa dilihat oleh kebanyakan orang. Ia mengatakan bahwa kemampuan yang kumiliki ini tergolong satu dari tujuh mukjizat. Mukjizat lainnya adalah bisa mendengar suara nyanyian dari surga, bisa ceramah, bisa melihat makhluk dan berkomunikasi dengannya.

Setelah pendeta pulang, tinggallah aku, adikku dan seorang temanku, Dira, yang berdiam di rumah nenek. Jiwa usilku kembali muncul. Kuperintahkan burung gagak tersebut untuk keluar dari bawah keramik. Dalam pandangan mataku, burung itu benar-benar keluar dari bawah keramik. Hanya saja, burung itu tidak bisa dilihat oleh adikku dan Dira.

Kuperintahkan dia meninggalkan rumah nenek, tapi tidak mau. Burung itu terbang ke pojok ruangan. Aku mengejarnya. Kami terus bertarung. Satu dua pukulanku telah menerpa badannya. Burung gagak itu sempat terdesak. Ia terbang keluar rumah. Dari ujung gang burung gagak itu melempariku dengan bola-bola api. Aku menjerit kesakitan. Bola-bola itu terus menghantam diriku.

Adik dan Dira terperangah. Mereka hanya melihat gerakan badanku yang kesakitan tanpa bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya pasrah melihatku seperti orang kesakitan.

Kukatakan kepada adik dan Dira apa yang baru saja kualami. Keduanya percaya dengan apa yang kukatakan, meski mereka tidak melihatnya. Bertiga, kami kembali melakukan persekutuan kecil. Kami meminta perlindungan kepada Tuhan dari keburukan makhluk ciptaan-Nya.

Ketika kami sedang dalam kondisi berdoa, yang datang makin aneh-aneh. Ada yang berbentuk pocong. Ia menghampiriku sambil menyeringai. Aku menjerit ketakutan. Sementara adik dan Dira hanya bisa melihat reaksiku. Mereka tidak melihat apa yang kulihat. Bergantian makhluk-makhluk aneh terus menggangguku. Ada raksasa. Ada ular dan macan.

Adik dan Dira berusaha melindungiku dari terkaman macan dan gigitan ular. Sambil menangis dan berdoa. Tak terasa, pertarungan itu berlangsung hingga jam setengah sepuluh malam. Pertarungan itu terhenti dengan sendirinya, setelah badanku kelelahan. Dan aku pun tertidur.

Menjadi incaran jin di kos-kosan.

Sejak pertemuan dengan jin di rumah nenek itu, persinggunganku dengan dunia jin terus berlanjut. Aku bisa melihat penampakan bangsa jin, meski orang lain tidak ada yang melihatnya. Kebetulan, sewaktu kuliah aku tinggal di kos-kosan. Di samping lebih dekat dengan kampus juga hemat biaya.

Di tempat kos itulah jin laki-laki, katanya, banyak yang suka kepadaku. Hal ini kuketahui dari jin yang merasuk ke dalam tubuhku. Suatu ketika, aku hendak mandi. Ternyata di dalam kamar mandi sudah ada jinnya. Kuperintahkan dia keluar. Jin itu pun menurut. Namun, beberapa menit berselang, ketukan pintu bertubi-tubi menggangguku. Pikirku dia adalah jin yang barusan keluar. Ternyata benar. Jin itu enggan tinggal di kamarku. Ia lebih memilih tinggal di kamar mandi.

Penampakan jin di kamar mandi itu hanyalah satu dari sekian penampakan jin yang kulihat di tempat kos yang kebetulan banyak kamar kosongnya. Entah mengapa, banyak mahasiswi yang enggan kos di sana. Apakah mereka sering mendapat gangguan dari jin? Aku tidak tahu.

Setelah peristiwa demi peristiwa yang kualami, bisa jadi apa yang menimpaku juga menimpa mereka. Bedanya, mereka tidak bisa berdialog dengan jin seperti diriku.

Suatu ketika, aku menderita demam di tempat kos. Sudah berhari-hari suhu panas badanku tidak kunjung turun. Teman-teman yang mulai mengkhawatirkan kondisiku berinisiatif untuk menghubungi orangtuaku.

Ketika mama menjengukku di tempat kos, tiba-tiba suaraku berubah. Kata mama, aku kerasukan jin yang mengaku bernama Magdalena.

Katanya, ia merasuk ke dalam diriku, karena ingin melindungiku dari gangguan jin laki-laki yang suka iseng. Ia pun menyarankan agar aku segera dibawa ke rumah sakit. "Tante-tante, anaknya sudah harus dibawa ke rumah sakit nih. Ini sudah parah." Saat jin Magdalena berkata begitu, aku sudah tidak sadarkan diri.

Akhirnya mama membawaku ke rumah sakit. Selama dalam perjalanan ke rumah sakit itu, katanya, jin Magdalena terus berkomentar macam-macam. Ia mengatakan ini dan itu. Sesampai di depan rumah sakit, mama jengkel karena jin Magdalena ngoceh terus. "Kalau kamu mau menolong Monika, kamu harus keluar," kata mama.

"Ya sudah, aku mau keluar. Tapi syaratnya nanti kuburanku di Petamburan, Jakarta Barat harus ditengok," pinta jin Magdalena.

Mama menyetujui permintaan jin Magdalena. Begitu menginjak pintu rumah sakit, aku sadarkan diri. Tapi binatang kus-kus peliharaanku langsung mati. Aku tidak tahu apa hubungannya dengan kepergian Magdalena dan kematian kus-kus. Tapi yang jelas, karena ketidakmengertian, akhirnya tiga hari berselang dari kesembuhanku, dengan diantar mama aku mendatangi kuburan yang ditunjukkan jin Magdalena. Masalahnya, nama Magdalena begitu banyak tertera di atas batu nisan hingga kami kebingungan. Kami pun meninggalkan kuburan tanpa tahu di mana makam jin Magdalena.


Menjadi Peramal di Kampus.

Perlahan namun pasti, aku mulai memiliki kemampuan menerawang. Aku tidak tahu bagaimana keahlian itu mengalir dalam diriku. Tiba-tiba saja aku iseng ketika ada teman kos yang memajang foto pacarnya di dinding.

"Tak lama lagi kamu akan pisah dengan dia," kataku acuh tak acuh. Rupanya, temanku itu tidak terima. Ia marah dan langsung memukulku. Aku dianggap telah berdoa yang tidak baik. Karena itu, aku diam saja diperlakukan begitu. Karena aku tahu bila dia mencintai pacarnya. Masalahnya, dalam terawanganku, aku mendapat isyarat bahwa hubungan mereka hanya tinggal hitungan hari.

Apa yang kukatakan itu benar adanya. Hubungan mereka putus. Seperti bunga yang layu sebelum berkembang. Dari sini, kemampuan terawanganku menyebar dari mulut ke mulut. Sampai ada yang khusus datang ke kamarku hanya minta diterawang masa depannya. Ia datang menghadapku dengan begitu hormatnya seperti sedang berhadapan dengan seorang dukun. Dia mengatakan bila hubungannya dengan pacar ditentang oleh orangtua pacarnya.

Melihat tingkahnya aku sampai menahan geli. Tapi apa mau dikata. Kucoba konsentrasi sejenak. Gambaran wajah pacarnya pun hadir dalam benakku. "Pacarmu, rambutnya pendek, kulitnya putih, cakep, …" tanyaku setelah selesai menerawang.

"Benar," katanya dengan mata berbinar.

"Di antara ruang tamu dan ruang tengah rumahmu ada sekat seperti lemari. Di sebelah kiri ada kamarnya," kataku lagi. Ia membenarkan ucapanku lalu bertanya. "Gimana, lebih baik dilanjutkan atau tidak?"

Waktu itu aku tidak punya tendensi apa-apa. Kukatakan saja bila pacarnya itu terlalu didominasi oleh ibunya. Dan tak lama lagi, hubunganmu akan putus. Wanita muda itu mendengarkan ucapanku dengan antusias. Meski aku tahu, dalam hatinya ia sulit menerima apa yang kukatakan dengan tenang. Ia sudah sekian tahun berpacaran, lalu mengapa harus berpisah?

Beberapa hari kemudian, jawaban dari terawanganku menemukan hasil. Wanita itu, katanya, sudah diputus sama pacarnya. Sang pacar lebih memilih menuruti orangtuanya daripada pilihannya sendiri.

Selain terawangan dengan hasil yang akurat, aku juga pernah dibohongi jin yang memberikan terawangan yang salah. Kisahnya bermula ketika bapakku kehilangan uang dua juta lima ratus ribu rupiah. Sebuah nilai yang tidak sedikit. Akhirnya bapak mengumpulkan dua puluhan orang yang dimungkinkan mengambil uang tersebut. Bapak kemudian memintaku menerawang. Siapa di antara mereka yang mengambil uangnya.

Kucoba konsentrasi. Petunjuknya mengarah kepada satu orang yang masih teman bapak sendiri. Bapak kemudian menanyai orang tersebut, tapi dia tidak mengaku. Waktu itu aku sangat yakin dengan terawanganku, maka kukatakan pada bapak. "Cari saja di mobilnya. Mungkin diumpetin di jok mobil," kataku. 

Beberapa orang kemudian menggeledah mobilnya, tapi tetap tidak menemukan hasilnya. Dalam keadaan mata terpejam, jin yang merasuk ke dalam diriku sempat berkata melalui diriku. "Kamu harus jujur. Jangan suka mencuri."  Aku malu bila mengingat kejadian itu. Sku telah mempermalukan orang di muka umum.

Melihat terawanganku tidak berhasil, akhirnya bapak memanggil orang pintar yang kebetulan tinggal tidak jauh dari rumahku. Hasil terawangannya sama dengan terawanganku. Masalahnya, orang yang tertuduh tetap tidak mengakui bahwa dia yang mencurinya.

Dua hari kemudian, kepastian uang itu didapat. Ternyata uang dua juta setengah yang diributkan itu masih tersimpan dalam rekening tabungan bapak. Selama ini uang tersebut belum sempat diambilnya.

Menerawang Perselingkuhan Suami

Kebiasaan untuk menerawang masih berlanjut meski aku telah memeluk agama Islam dan menikah. Bedanya, bila dulu terawangan itu kumanfaatkan untuk meneropong orang lain, setelah menikah terawangan itu kupergunakan untuk memonitor suamiku.

Sebagai seorang penyanyi, aku menikah dengan seorang artis. Sebut saja namanya Leo. Sebagai seorang istri seorang artis aku sadar memang tidak mudah. Ada banyak godaan yang menerpa suami. Baik godaan dari sesama artis maupun penggemarnya.

Suatu ketika, suamiku sedang syuting di daerah puncak, Bogor. Hatiku mulai tidak tenang. Terlebih bila suamiku pernah cerita bahwa ada seorang pemain yang suka menggodanya. Kegelisahanku semakin memuncak ketika aku sedang shalat. Entah kenapa tiba-tiba terlintas bayangan suamiku sedang digoda seorang wanita.

Selesai shalat, aku berbicara dengan salah satu jin. "Tolong, jagain dia. Jaga dia dari apapun yang tidak baik," kataku kepada salah satu jin yang selama ini sering dialog denganku.

Selang sehari kemudian, aku mendapat terawangan bahwa suamiku tidur satu pavillyun dengan pemain wanita yang selama ini menggodanya. Dalam terawangan itu tergambar dengan jelas bagaimana pemain wanita yang mengenakan daster tipis berwarna pink mendekati suamiku. Ia mendekat lalu memeluknya.

Seketika aku terkesiap. Dadaku sesak. Aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres di sana. Aku langsung menghubungi adik kandungku yang kebetulan juga ikut terlibat di kegiatan syuting itu. Kukatakan terawanganku apa adanya. Adikku membenarkan bila artis wanita tersebut sering mengenakan daster pink. "Ada bordernya," kataku.

"Iya." Dari balik telephone, adikku membenarkan terawanganku. Katanya, suamiku tinggal satu pavillyun dengan wanita yang suka menggodanya. Namun, mereka tidur di kamar yang berbeda. Sementara ruangan tamu dipakai kru-kru syuting lainnya.

Dadaku semakin sesak. Apa yang kukhawatirkan semakin mendekati kenyataan. Akhirnya, masih dengan hati yang panas, kuhubungi suamiku. Ia berusaha menjelaskan kondisi yang sesungguhnya. Bahwa ia tidak mungkin berhubungan dengan wanita lain. Terlebih ruangan tamu disesaki oleh kru syuting.

Untuk sementara hatiku sedikit tenang. Tapi bukan berarti aku sudah terbebas dari perasaan cemburu. Sebagai seorang istri wajar bila aku emosi melihat suami didekati wanita lain. Meski itu hanya ada dalam terawangan. Yang masih menyimpan kemungkinan benar dan salah.

Akibatnya, percekcokan dalam rumah tanggaku tidak lagi terelakkan. pada satu sisi ketika hatiku tidak tenang, maka kugunakan kemampuan terawanganku. Namun, pada sisi lain, apa yang kulihat dalam terawangan itu disangkal suamiku. Ia tidak mengakui bila telah selingkuh.

Hingga suatu ketika, aku harus kembali berpisah dengan suamiku untuk rentang waktu yang cukup lama. Tiga bulan kami terpisah karena jarak. Aku di Jakarta, sementara suamiku di Jawa Tengah.

Saat terpisah itulah hatiku gelisah. Aku tidak tenang. Dan dalam terawangan itu muncullah dua insan berlainan jenis yang sedang berhubungan intim. Satu orang kukenal dengan baik, karena dia adalah suamiku. Sementara wanita yang bersamanya, sama sekali belum kukenal.

Awalnya, aku tidak percaya. Paling syetan lagi, syetan lagi, pikirku. Tapi ketika terawangan yang sama berulang beberapa kali, aku mulai gelisah. Aku berada dalam kebimbangan antara percaya dan tidak.

Untuk menghilangkan keraguan itu, kuputuskan untuk menemui suami di Jawa Tengah dengan membawa anakku yang baru berumur satu tahun. Firasatku mengatakan, aku harus menjemput suami di tempat kerjanya. Lalu mengajaknya makan di restaurant.

Firasat itu kuikuti. Kujemput suamiku di tempat kerjanya. Lalu mengajaknya makan malam di restaurant. Saat itu kami mengendarai sepeda motor.  Di tengah perjalanan pulang dari restaurant, ada seorang pengendara motor yang berusaha membuntuti kami. Ia terus menguntit kami sambil marah-marah. Ia menyuruh suamiku meminggirkan sepeda motornya.

Karena takut terjatuh, padahal aku sedang menggendong anakku, kusuruh suamiku berhenti sebentar. Pengendara sepeda motor tersebut kemudian menyerahkan selembar amplop berisi foto kepadaku dengan marah. Amplop itu pun langsung dirampas suamiku sebelum sempat kubuka.

Sesampainya di rumah, aku meminta amplop itu dengan baik-baik. Tapi suamiku enggan memberikannya. Berulang-ulang aku memintanya sampai dengan nada yang agak meninggi, ia baru memberikannya.

Amplop itu berisi foto suamiku yang berduaan dengan seorang wanita. Posisi mereka dekat sekali. Seperti amplop dengan perangkonya. Melihat foto itu kemarahanku tidak tertahankan. Dengan reflek kutendang uluhatinya. Suamiku terkapar. Ia nyaris pingsan.

Melihat suamiku yang sudah tak berdaya, kucoba mengontrol diri. Kutanyakan siapa wanita itu, tapi ia tetap tidak mau mengaku. Sampai aku mengancamnya. "Kalau suatu saat aku tahu kamu melakukan apa yang sudah kulihat dalam terawanganku, kamu ingat baik-baik, sepuluh kali lipat aku akan melakukan itu. Aku akan melakukannya di depan matamu."

Ancamanku berhasil. Aku melihat raut mukanya berubah. Satu hal yang menunjukkan bahwa ia telah selingkuh. Beberapa hari kemudian, ia mengakui kesalahannya. Ia menangis sampai bersimpuh di depanku meminta maaf. Dia mengatakan bahwa aku boleh melakukan seperti yang dilakukannya.

Tapi aku tidak bodoh. Aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama. Aku tidak mau berbuat dosa yang menjijikkan itu. Ancamanku itu hanyalah bagian dari penyelidikanku atas kebenaran terawanganku.

"Kok kamu tidak takut, waktu kamu melakukan itu. Kamu kan tahu siapa aku," kataku dengan nada bergetar menahan marah.

"Justru itu, pertama kali aku melakukan hubungan badan itu aku menangis. Karena aku yakin kamu pasti tahu," katanya dengan suara sesenggukan.

"Tapi kenapa ada dua, tiga dan empat?" kataku tegas. "Kalau sekali, kumaafkan kamu. Kamu khilaf. Tapi kalau lebih dari dua kali itu kamu bukan khilaf." Saat itu aku langsung minta cerai, tapi dia tidak mau. Akhirnya aku menempuh langkah pisah ranjang. Hingga kini sudah hampir setahun aku tidak lagi serumah dengan suamiku. Meski kami belum resmi cerai.

Hatiku benar-benar terluka mendengar pengakuannya. Aku dapat melihat dari awal sampai akhir kisah perselingkuhan mereka. Satu kenyataan yang tidak bisa dilakukan wanita kebanyakan yang suaminya berselingkuh.

Pertemuan dengan Majalah Ghoib.

Pertemuanku dengan tim Ghoib Ruqyah Syar'iyyah (GRS) cabang Bekasi bermula ketika aku sakit kepala yang luar biasa. Selain itu perasaanku sering tidak enak. Tidak ada masalah apa-apa tiba-tiba aku menangis. Lain waktu aku marah tanpa sebab. Kadang-kadang penglihatan dan pendengaranku menjadi kabur.

Ada yang mengatakan bahwa aku terkena pelet yang sudah menahun. Bila tidak diobati, katanya, dikhawatirkan aku bisa gila. Akhirnya aku disarankan mengikuti terapi ruqyah di GRS cabang Bekasi.

Setelah diruqyah Ustadz Ahmad dan Ustadz … kondisiki makin membaik. Sakit kepala bisa dikatakan sudah sembuh 80 %. Yang lebih penting dari itu, aku tidak lagi menerapkan ilmu terawangan yang hadir dengan sendirinya.  Hatiku sudah mantap untuk melepaskan kemampuan yang hanya merugikan diri dan keluargaku. Aku tidak ingin menjadi intip neraka lantaran bekerja sama dengan syetan. (sumber : Majalah Ghoib )

Selasa, 22 Agustus 2017

SEMANGAT DZULHIJJAH.....Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah

Mari kita sambut hari-hari terbaik di Dunia ini: Marhaban ya ‘Asro Dzilhijjah…!!! مرحبا با عشر ذي الحجة Mana yang Lebih Utama? 10 hari Pertama Dzulhijjah atau 10 Terakhir Ramadhan? Bulan Ramadhan dan Dzulhijjah adalah Dua Bulan yang sangat istimewa di sisi Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: عن أَبِى بَكْرَةَ -رضي الله عنه-، عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ: شَهْرَانِ لاَ يَنْقُصَانِ، شَهْرَا عِيدٍ: رَمَضَانُ وَذُو الْحَجَّةِ. (رواه البخاري) Dari Abu Bakrah ra. Nabi saw. bersabda, “Dua bulan yang tidak berkurang (keutamaannya), keduanya Bulan Hari Raya. Yaitu: Ramadhan dan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari). Benarkah 10 hari Pertama Dzulhijjah lebih utama daripada 10 hari Terakhir Ramadhan? Simak jawaban dari Imam Ibnu Katsir rahimahullah: فَهَذَا اْلعَشْرُ قَدْ قِيْلَ إِنَّهُ أَفْضَلُ أَيَّامِ السَّنَةِ، كَمَا نَطَقَ بِهِ الْحَدِيْثُ. وَفَضْلُهُ كَثِيْرٌ عَلَى عَشْرِ رَمَضَانَ الْأَخِيْرِ، لِأَنَّ هَذَا يُشْرَعُ فِيْهِ مَا يُشْرَعُ فِيْ ذَلِكَ، مِنْ صَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَصَدَقَةٍ وَغَيْرِهَا، وَيَمْتَازُ هَذَا بِاخْتِصَاصِهِ بِأَدَاءِ فَرْضِ الْحَجِّ فِيْهِ. “10 Hari Pertama (bulan Dzulhijjah), ada yang berpendapat bahwa ia merupakan hari-hari yang paling utama dalam setahun, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits. Dan keutamaannya lebih banyak dibandingkan dengan 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Karena di waktu itu disyari’atkan ibadah seperti yang disyari’atkan di bulan Ramadhan, seperti Shalat, Puasa, Sedekah dan yang lainnya. Bahkan ini lebih istimewa karena adanya Ibadah Haji di dalamnya. وَقِيْلَ ذَلِكَ أَفْضَلُ، لِاشْتِمَالِهِ عَلَى لَيْلَةِ اْلقَدْرِ الَّتِيْ هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. وَتَوَسَّطَ آخَرُوْنَ، فَقَالُوْا: أَيَّامُ هَذَا أَفْضَلُ، وَلَيَالِي ذَلِكَ أَفْضَلُ، وَبِهَذَا يَجْتَمِعُ شَمْلَ اْلأَدِلَّةِ. والله أعلم“ (تفسير ابن كثير: 3| 303) "Dan ada yang berpendapat: 10 hari terakhir Ramadhan lebih utama, karena di dalamnya ada Lailatul Qodr yang nilainya lebih baik daripada 1000 bulan. Sebagian lainnya bersikap moderat, mereka berkata: Siang hari, 10 hari pertama Dzulhijjah lebih utama. Dan malam hari, 10 hari terakhir Ramadhan lebih utama. Dengan begitu, terakomodirlah semua dalil yang ada. Wallohu a’lam.” (Tafsir Ibnu Katsir: 3/ 303). Apa Dalil Mereka yang mengatakan bahwa 10 hari Pertama Dzulhijjah lebih utama daripada 10 hari Terakhir Ramadhan? Simaklah hadits-hadits Shahih berikut sebagai jawaban: أَفْضَلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامُ الْعَشْرِ. (رواه البزار) “Hari yang paling utama di Dunia adalah sepuluh hari pertama (Dzulhijjah).” (HR. Bazzar dari Jabir, dan dishahihkan al-Albani). مَا مِنْ أَيَّامٍ أَفْضَلُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ أَيَّامِ عَشَرِ ذِي الْحِجَّةِ “Tiada hari yang paling utama di sisi Allah melebihi hari-hari yang ada di sepuluh pertama bulan Dzulhijjah.” (HR. Ibnu Hibban, dan dishahihkan al-Albani) مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ -يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ-. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ. “Tidak ada amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya: “Ya, Rasulallah, Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi saw menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia mati syahid di dalamnya." (HR. Bukhari). Masih ragukah Anda bahwa keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah tidak kalah dengan 10 hari Terakhir Ramadhan? Kalau tidak ragu lagi, mari kita sambut kedatangan Bulan Dzulhijjah seperti kita menyambut kedatangan Bulan Ramadhan. Kita siapkan diri kita untuk memperbanyak ibadah di dalamnya seperti yang telah kita lakukan di Bulan Ramadhan yang lalu. Marhaban ya 'Asyro Dzilhijjah…!!! by. Hasan Bishri, Lc. (Pimpinan Graha Ruqyah Salemba)

13 Ciri Praktik Perdukunan – Serial Layanan Ruqyah

Bismillah wal Hamdulillah. Banyak orang yang bingung untuk mendefinisikan praktik pertdukunan yang banyak tersebar di tengah masyarakat. Karena minimnya ilmu mereka, atau karena pandainya para dukun untuk berkamlufase, sehingga praktiknya sulit untuk dikenali. Maka dari itu, penulis sajikan tema ini agar bisa jadi acuan, sehingga kita tidak terjebak dalam tipuan syetan melalui praktik perdukunan.
Ciri praktik perdukunan adalah:
 1. Bertanya nama pasien dan nama ibunya, bukan ayahnya.
2. Minta barang second hand (baju, kaos, celana dalam, sarung, sapu tangan dan sejenisnya)
3. Perlu bagian tertentu dari anggota tubuh (rambut atau kuku)
4. Minta hewan dengan jenis dan corak tertentu
 5. Membaca mantra yang tak bisa dipahami, atau mencampurnya dengan ayat suci
 6. Menulis rajah atau wifiq untuk pasiennya
7. Memberi Jimat, gembolan (pegangan) ke pasiennya
8. Menyuruh pasien mengisolir diri di tempat tertentu
 9. Melarang pasiennya menyentuh air dalam kurun waktu tertentu
10. Memakai jimat atau menjadikannya sebagai media praktik
11. Menerawang kondisi masa lalu pasien (Nyongklok, tebak-tebak buah manggis)
12. Melakukan proses pengobatan jarak-jauh
 13. Berkholwat (berduaan) dengan pasiennya yang lain jenis.
 Kiat Menghindari Dukun
 1. Ketahuilah bahwa dosa minta bantuan dukun itu sangat besar, agar kita mengerti resiko yang akan kita tanggung jika kita ke dukun. 2. Yakinlah bahwa dukun itu bukanlah manusia sakti, mereka manusia biasa seperti kita. Hanya saja mereka sedang dalam kendali syetan. 3. Minta bantuan ke dukun sama dengan minta bantuan ke syetan. 4. Ketahuilah bahwa yang bisa menyembuhkan kita dan menolong kita dalam berbagai macam permasalahan hidup hanyalah Allah. Bukan dukun. Karena dukun sendiri hidupnya juga bermasalah. 5. Carilah pengganti dari praktik perdukunan, dan tidak ada pengganti yang tepat dalam hal ini selain ruqyah syar‘iyah. 6. Sambunglah tali Allah dengan banyak beribadah kepada-Nya, sehingga kita tidak segan untuk memohon kepada-Nya di saat kita memerlukannya atau butuh bantuan-Nya. Warning Syari’at Islam Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mendatangi dukun. Mereka itu tidak ada apa-apanya.“ (HR. Bukhari). Di riwayat lain, “Suatu saat, ada sekelompok orang datang ke Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam. Di antara mereka ada yang menggenggam sesuatu di tangannya, dan di letakkan di balik punggung. Orang tersebut berkata, “Wahai Rasulullah, tebaklah apa yang aku sembunyikan‘. Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku bukanlah dukun. Karena para dukun dan praktik perdukunan yang mereka lakukan akan berada dalam neraka.“ (HR. Tirmidzi). Di hadits shahih lainnya, Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan dari golongan kami, orang yang menentu-kan nasib sial dan untung berdasarkan tanda-tan-da (benda) burung atau lainnya, (yang bertanya dan yang menyampaikannya), atau bertanya kepa-da dukun dan yang mendukuninya, atau yang me-nyihir dan yang meminta sihir untuknya.” (HR. Al-Bazzar, dengan sanad Jayyid). Jauhi dukun, kembalilah kepada Allah. Wallohul musta’an.

Maraknya Jimat di Era Millenium – Seri Ruqyah Benda Keramat

Manusia modern biasanya mempunyai pola pikir yang rasional dan realistis. Namun di zaman yang serba modern ini sangat disayangkan masih banyak orang yang berpikir secara tidak rasional sehingga mereka banyak mempercayai hal-hal yang irasional, contoh konkretnya adalah jimat. Dalam budaya masyarakat Indonesia pada umumnya, jimat sangat populer dan lekat dengan kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk jimat kini marak di kolom-kolom iklan media cetak. Kalau hanya sekedar irasional, maka masalahnya tidak sebesar jika irasional ini sampai menjurus kepada kesyirikan Hakikat Jimat (Tamimah) Tamimah (jimat) pada masa jahiliah adalah sesuatu yang dikalungkan pada anak kecil untuk menolak ain (suatu penyakit yang disebabkan oleh pandangan mata). Namun pengertian tamimah sekarang ini tidak terbatas pada bentuk dan kasus tertentu, tetapi mencakup semua benda dari bahan apapun, bagaimanapun cara pakainya dan tempat pakainya. Ada yang dari bahan kain, benang, kerang maupun tulang, baik dipakai dengan cara dikalungkan, digantungkan dan sebagainya. Tempatnya pun bervariasi baik di mobil, rumah, leher, kaki dan sebagainya. Contoh gampangnya seperti kalung, batu akik, cincin, sabuk (ikat pinggang), rajah (tulisan Arab yang ditulis per huruf dan kadang ditulis terbalik), selendang, keris atau benda-benda yang digantungkan pada tempat tertentu seperti di atas pintu di kendaraan, di pintu depan rumah, diletakkan pada ikat pinggang atau sebagai ikat pinggang, sebagai susuk, atau ditulis di kertas, dibakar lalu diminum dan lain-lain dengan maksud untuk mengusir atau tolak balak. Dalil Haramnya Jimat Ketahuilah bahwa memakai tamimah hukumnya terlarang. Alloh berfirman: Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Niscaya mereka menjawab: Alloh, Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Alloh, jika Alloh hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Alloh hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya? Katakanlah: Cukuplah Alloh bagiku. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS. Az Zumar: 38) Berhalaberhala sesembahan orang musyrik tersebut tidak mampu memberikan manfaat atau menolak mudharat bagi penyembahnya karena memang berhala bukan merupakan sebab untuk mencapai maksud penyembahnya. Begitu pula dengan para pengguna tamimah yang telah mengambil sebab yang bukan merupakan sebab. Dalam banyak hadits juga disebutkan hal yang serupa. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam melihat seseorang yang memakai gelang kuningan di tangannya, maka beliau bertanya, Apa ini? Orang itu menjawab, Penangkal sakit. Nabi pun bersabda, Lepaskanlah, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya. (HR. Ahmad). Nabi memerintahkan untuk melepas tamimah tersebut dan mengancam dengan ancaman yang sangat keras jika tidak dilepas hingga mati, menunjukkan tamimah dosa yang sangat besar. Dan ancaman tidak akan beruntung selama-lamanya hanya tertuju pada kesyirikan. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah, bahwa ia melihat seorang lakilaki di tangannya ada benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Alloh taala, “Dan sebagian besar dari mereka itu beriman kepada Alloh, hanya saja mereka pun berbuat syirik (kepada Nya)”. (QS. Yusuf: 106) Hudzaifah memahami bahwa tamimah merupakan kesyirikan oleh karena itu beliau membawakan firman Alloh di atas untuk mendalili kesyirikan tersebut. Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Barang siapa menggantungkan sesuatu barang (dengan anggapan bahwa barang itu bermanfaat atau dapat melindungi dirinya), niscaya Alloh menjadikan dia selalu bergantung kepada barang tersebut. (HR. Imam Ahmad dan At Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan bahwa pengguna tamimah akan terlantar dan tidak mendapatkan pertolongan Alloh, ini bukti bahwa tamimah sangat tercela. Nabi bersabda kepada Ruwaifi yang artinya, Hai Ruwaifi, semoga engkau berumur panjang. Untuk itu sampaikanlah kepada orang-orang bahwa siapa saja yang mengikat jenggotnya atau memakai kalung dari tali busur panah atau beristinja dengan kotoran binatang ataupun dengan tulang, maka sesungguhnya Muhammad berlepas diri dari semua itu. (HR. Ahmad). Berlepas dirinya Rosululloh dari pengguna tamimah bukti bahwa hal itu merupakan dosa besar. Jenis Jimat Tamimah ditinjau dari wujudnya ada dua macam: (1) Tamimah berupa Al Quran (2) Tamimah bukan dari Al Quran. Jika tamimah itu berupa Al Quran (misalnya digantungkan dalam mobil untuk menolak bala) maka pendapat yang lebih kuat dalam hal ini adalah terlarang, meskipun hukumnya tidak syirik karena menggunakan Al Quran di sini berarti bersandar kepada kalamulloh bukan kepada makhluk. Hal tersebut terlarang karena keumuman dalil larangan tamimah. Jika tamimah dengan ayat diperbolehkan niscaya Rosululloh akan menjelaskannya seperti halnya ruqyah. Di samping itu pemakaian tamimah dengan Al Quran dapat menyebabkan terlecehkannya Al Quran seperti ketika dibawa ke kamar kecil. Jika tamimah itu berupa non Al Quran maka hukumnya haram dan termasuk kesyirikan. Jika seseorang meyakini bahwa jimat itu hanya sebagai sebab semata dan tidak memiliki kekuatan sendiri maka ia terjatuh dalam syirik kecil. Adapun bila ia meyakini bahwa jimat tersebut dapat berpengaruh tanpa kehendak Alloh maka ia terjatuh dalam syirik akbar, karena hatinya telah bersandar kepada selain Alloh. Hukum Sebab Akibat Dalam mengambil sebab maka harus diperhatikan tiga hal: Pertama, sebab yang diambil harus yang terbukti secara syari atau qodari. Secara syari maksudnya sebab tersebut telah ditunjukkan oleh Al Quran atau As Sunnah dapat mengantarkan kepada maksud atau tujuan. Misalnya amal sholeh adalah sebab masuk surga. Adapun secara qodari maksudnya pengalaman atau penelitian menunjukkan bahwa sesuatu tersebut memang merupakan sebab yang mengantarkan kepada maksud. Contoh makan adalah sebab untuk kenyang, belajar adalah sebab untuk lulus ujian. Sebab qodari ini ada yang halal dan ada yang haram, contoh yang halal yaitu belajar agar menjadi pintar dan contoh yang haram yaitu korupsi agar cepat kaya. Kedua, hati tetap bersandar kepada Alloh dan tidak bersandar kepada sebab. Maksudnya ketika mengambil sebab hatinya senantiasa bertawakal memohon pertolongan kepada Alloh demi berpengaruhnya sebab tersebut. Hatinya tidak condong kepada sebab tersebut sehingga merasa tenang kepada sebab. Jika seseorang telah memperhitungkan segala sesuatunya kemudian ia merasa pasti akan berhasil maka padanya ada indikasi telah bersandar kepada sebab. Begitu pula seseorang yang kecewa berat atas sebuah kegagalan padahal dia merasa sudah mengambil sebab sebaik-baiknya juga terdapat indikasi bahwa ia telah bersandar kepada sebab. Ketiga, tetap memiliki keyakinan betapapun keampuhan sebuah sebab berpengaruh dan tidaknya hanya Alloh yang menaqdirkannya. Artinya jika Alloh menghendaki sebab itu berpengaruh maka sebab tersebut akan berpengaruh. Tetapi jika Alloh menghendaki untuk tidak berpengaruh maka tidak akan menghasilkan apaapa walaupun sebab tersebut sangat kuat. Contohnya yaitu api yang besar yang adatnya dapat membakar. Namun tatkala Alloh menghendaki lain justru api itu menjadi dingin seperti kisah Nabi Ibrahim. Demikianlah sekelumit hal-hal yang berkaitan jimat. Semoga dapat menjadikan diri kita semakin dekat dengan Alloh dengan menegakkan tauhid pada diri kita sendiri dan menjauhkan diri dair kesyirikan, besar dan kecilnya. Wallohu Alam Bish showab.

Minggu, 06 Agustus 2017

Majalah Ghoib, Bacaan Ruqyah Syar'iyyah Oleh Suparman Fajar, Lc 08131...

Suparman Fajar, Lc. Ruqyah Jin Pemisah Rumah Tangga

Jin kafir penghalang jodoh

Ruqyah Jin Pembuat malas beraktifitas

Ruqyah Syari'iyyah, Oleh : Ust, Hasan Bishri, Lc

Ruqyah Syar'iyyah Oleh : Ust, Hasan Bishri, Lc

Ruqyah Massal

Ruqyah Syari'yyah. Oleh : Ust, Hasan Bishri, Lc

Jin dalam pandangan syariat Islam. Oleh : Ust, Suparman Fajar, Lc Hp 08...