Wabah Tha'un (Pandemi Covod-19)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ؛ (١) لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا (٢) وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ (٣) وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا (٤) وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ (٥) وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ (رواه ابن ماجه)
Dari Abdullah bin Umar dia berkata, "Rasulullah Saw menghadapkan wajah ke kami dan bersabda: "Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya;
(1) Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha'un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka.
(2) Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim.
(3) Tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan.
(4) Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Rasul-Nya kecuali Allah akan kuasakan atas mereka musuh dari luar mereka dan menguasainya.
(5) Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan rasa takut di antara mereka." (HR. Tirmidzi)
HIKMAH HADIST
1. Bahwa segala apa yg terjadi, baik yg menimpa seseorang, suatu kaum, suatu bangsa, bahkan wabah (pandemi) yg menimpa seluruh dunia, semuanya adalah atas kehendak Allah Swt.
Dan dalam Al-Qur'an Allah Swt berfirman, "Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa, kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QD. At-Taghabun 11). Bagi seorang muslim, pandemi yg terjadi seperti saat sekarang ini, akan ia lihat dari sudut pandang keimanannya, bahwa hal tsb adalah tanda kebesaran Allah Swt, yang oleh akan semakin mengokohkan keimanannya kepada Allah Swt. Oleh karena itulah, ia kemudian akan berusaha bermuhasabah diri terkait dengan pandemi covid-19 ini, mengapa hal tsb dapat terjadi.
2. Maka dalam hadits di atas, Nabi Saw menggambarkan bentuk2 musibah dan bencana yg terjadi, dan oleh karenanya perlu bagi semuanya untuk bermuhasabah. Lima perkara tsb adalah sebagai berikut ;
(1) Wabah Tha'un. Nabi Saw bersabda, "Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha'un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka." Artinya bahwa (na'udzubillahi min dzalik) sebab terjadinya wabah pandemi yg menyebar demikian cepatnya, sehingga yg terdampak demikian banyaknya bahkan korban jiwa juga sangat banyak, adalah karena maraknya kekejian ( الفاحشة) yg dilakukan dengan terang-terangan.
(a). Dalam kamus al-maany disebutkan bahwa ( الفاحش ) yg merupakan bentuk mufrad dari al-fahisyah bermakna "keji, cabul, vulgar, melampaui batas, di luar kewajaran, menyolok dan memalukan".
(b) Dalam Al-Qur'an fahisyah menunjukkan arti perbuatan zina, homoseksual, berita bohong/kebohongan.
Bisa jadi makna2 tsb merupakan fenomena, yg menjadi sebab munculnya wabah pendemi tsb. Na'udzubillahi min dzalik, wanastaghfiruhu wanatubu ilaihi.
(2). Kemarau panjang dan penguasa yg dzalim. Nabi Saw bersabda, "Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim." Artinya perilaku umum di suatu masyarakat dalam bisnis dan usaha yg dilakukan secara terang2an seperti mengurangi takaran dan timbangan, ketidaksesuaian antara iklan dengan kenyataan, tipu menipu, dsb adalah menjadi penyebab terjadinya dua musibah sekaligus atau memunculkan salah satunya, yaitu ;
(a) terjadinya kemarau panjang, yang menjadi sebab rusaknya sumber daya alam, serta kemudian menjadikan sebab krisis dalam ekonomi dan keuangan. Sehingga alih-alih kecurangan dalam ekonomi mensejahterakan mereka, namun yg terjadi justru menyengsarakan mereka.
(b) munculnya para penguasa dzalim yg bertindak sewenang-wenang, menjadikan yg salah menjadi benar, dan yang benar menjadi salah, jauh dari hukum dan syariat Allah Swt, dsb.
Semoga kita semua dihindarkan dari segala bentuk musibah, bencana, wabah penyakit dan segala keburukan-keburukan lainnya, baik terlihat maupun yg tdk terlihat, khususnya di negri kita maupun di negri2 kaum muslimin pada umumnya.
Amiiin Ya Rabbal Alamiiin
Wallahu A'lam