Jumat, 05 Maret 2021

Serial Jinnipedia Islami (24)


 

Solusi Islami dari Perdukunan Syetan 

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI , 081225211779)

Di serial sebelumnya sudah kita bahas tentang praktik perdukunan yang telah diharamkan dalam Islam, bahkan Rasulllah saw. telah tegas melarang umatnya untuk mendatangi praktik perdukunan atau menggunakan jasa mereka dalam mengatasi problematika kehidupan. Dan siapa yang tambeng (tetap datang ke Dukun) dan mempercayainya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari, ini hadits riwayat Imam Muslim. Dan siapa yang mempercayai ucapan dukun dan mengikutinya maka ia telah kufur pada risalah yang dibawa Muhammad saw. Dan siapa yang berpraktik sebagai dukun, maka ia di akhirat nanti tidak diakui sebagai umat Nabi. Sungguh fatal efeknya.

Padahal sampai saat ini masih banyak kaum muslimin negeri ini yang memanfaatkan jasa perdukun, sehingga praktik perdukunan di negeri yang populasi meslimnya terbesar di dunia ini sangat marak dan masif. Bahkan mereka tidak malu-malu untuk menawarkan jasa ke publik, entah itu secara langsung atau via media massa. Ada yang ingin meramal nasib, berobat dari penyakit, minta agar bisnisnya laris manis, berharap agar jabatannya naik, mencari barang yang raib atau digondol maling, sampai dalam urusan perjodohan dan mendapatkan keturunan. Banyak dukun yang menjadi rujukan mereka dan diyakini bisa mengabulkan hajat mereka.


Kalau Tidak Ke Dukun, Ke Mana Dong?

Itu pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat saat mereka dilarang untuk memanfaatkan jasa perdukunan. Terkadang mereka datang ke dukun karena merasa terpaksa, saat dunia medis dirasa tidak bisa memenuhi harapan mereka. Terkatang mereka ke dukun karena tidak tahuan, karena pintarnya dukun itu berkamuflase sehingga mereka terpedaya dengan tampilan. Tapi banyak juga yang memang masih percaya pada kehebatan dan kesaktian dukun yang diiklankan, bahkan bagi mereka  datang ke dukun telah menjadi gaya hidup dan kebutuhan. Bagi para pecandu praktik perdukunan dan ingin bertaubat kepada Allah, simak kisah inspiratif dan solutif ini.

Zainab (Istri Abdullah bin Mas’ud ra.) berkata: Biasanya Abdullah bin Mas’ud kalau pulang ke rumah, ia tidak langsung masuk. Saat di depan pintu ia berdehem dahulu (sebelum salam) untuk membertahukan akan kedatangannya, ia khawatir kalau langsung masuk lalu ada sesuatu terlihat yang tidak ia sukai. Ia pernah pulang dan berdehem, saat itu ada seorang wanita tua yang sedang mengobatiku. Akupun menyuruh wanita itu bersembunyi di bawah ranjang. Ia pun masuk dan duduk di sampingku, ia melihat seutas benang di leherku. Ia bertanya: Benang apa ini? 

Aku menjawab: Benang yang telah dijampi-jampi untukku. Ia pun mengambil dan memutuskannya. Lalu ia berkata: Sungguh, keluarga Abdullah bin Mas’ud tidak butuh kesyirikan. Karena aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan guna-guna adalah syirik.” Aku pun berkata: Kenapa kamu ngomong seperti itu? Padahal tadinya mataku berair (sakit), dan aku datang ke si Fulan yang beragama Yahudi, ia mengobatiku, dan setelah ia mengobakelastiku, aku merasa tenang dan sakit reda. 

Abdullah berkata: Itu adalah ulah Syetan, ia menganggumu dengan tangannya, jika kamu diobati si Yahudi, syetan itu tidak mengganggumu. Sungguh, cukup bagimu untuk melakukan seperti yang diajarkan Rasulullah saw. Berdo’alah: Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah karena Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit (total).” (HR. Ahmad, dan dishahihkan Syekh al-Arnauth).


Ruqyah Syar’iyah Solusi dari Perdukunan

Perhatikanlah alur kisah inspiratif di atas, kita akan mendapatkan pelajaran yang mahal dan berkelas. Solusi yang diberikan oleh seorang Nabi pilihan Allah, solusi tepat tidak bikin kita tersesat, solusi alternatif yang sang efktif tanpa melakukan hal yang syirik. Solisi reliji yang bisa mendekatkan kita ke Ilahi, Allah yang Maha Suci. Tinggalkan praktik perdukunan dan hijraj ke praktik Ruqyah Syar’iyah, seperti yang telah diajarkan Rasulullah kepada para shahabatnya, dan jadi warisan berharga bagi umatnya.

Aisyah ra. berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menjenguk orang yang sakit atau didatangi orang yang sakit, beliau membaca untuknya: "Hilangkanlah rasa sakit wahai Tuhan manusia! Sembuhkanlah, dan Engkau (Dzat) yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit." (HR. Bukhari, hadits no. 5675). Di Hadits yang lain: Saib bin Yazid ra. berkata: Aku pernah sakit di zaman Rasulullah saw., lalu aku dibawa ke Rasulullah saw. aku melihat beliau meruqyahku dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an, lalu beliau meniupku dengannya.” (HR. Thabrani, dan hadits ini dishahihkan oleh Imam al-Haitsami)

Aisyah ra. bercerita: Nabi saw. pernah masuk suatu rumah, lalu beliau mendengar suara tangis bayi. Beliau bersabda: Kenapa bayi kalian menangis seperti itu, apakah kalian tidak mintakan ruqyah untuknya, karena ia kena ‘Ain.” (HR. Ahmad dan dihasankan Syekh al-Albani). Di riwayat lain: Jabir bin Abdullah ra. bercerita: Rasulullah telah membolehkan Keluarga Hazm untuk praktik ruqyah akibat sengatan Ular. Lalu bersabda ke Asma’ binti ‘Umais: “Kenapa aku lihat tubuh keturunan saudaraku kurus, apakah mereka kurang makan? Asma’ menjawab: Tidak, tapi ‘Ain-lah yang telah menimpa mereka. Beliau bersabda: Ruqyah-lah mereka.” (HR. Muslim). Wallohul musta’an