Rabu, 09 Januari 2019

Dialog dengan Jin perlukah ??


Dialog dengan Jin mungkinkah terjadi ?

Apabila anda seorang peruqyah kemudian dia berdialog dengan jin yang ada dalam tubuh yang diruqyah
■ Hal yg sangat saya jauhi dalam proses ruqyah adalah melakukan dialog dengan jin yang merasuk ke tubuh pasien maka sejatinya anda memperhatikan hal-hal berikut :
1⃣ • Memastikan bahwa yang berbicara adalah jin perasuk / pengganggu yg menggunakan lisan pasien yg dirasukinya.
2⃣ • Memastikan bahwa pasien tidak punya gangguan psikis / kejiwaan. Sebab bisa jadi, ada pasien yg suka dianggap punya gangguan karena sebuah tekanan tertentu dari berbagai pihak.
3⃣ • Tidak membuka peluang untuk memperpanjang dialog. Dalam buku Halal Haram Ruqyah, silahkan dilihat beberapa efek negatif dari terlalu banyak dialog dgn jin dalam proses ruqyah.
4⃣ •  Menghindari perasaan bangga karena bisa melakukan dialog seperti itu dihadapan orang banyak. Perasaan ini akan menimbulkan talbis yaitu setan ingin membuat anda hanyut dengan sandiwara yg menipu seperti itu yg sejatinya adalah permainan setan.
Ini dalam konteks ruqyah syar'iyyah
.

▶ • Bagaimana dengan tayangan seperti di televisi yg mempertontonkan dialog ustadz dengan jin pengganggu (Padahal bisa saja akting sang peserta yg dijadikan sebagai sampel korban)?
■ Apakah untuk berdialog dengan jin harus melihat jin ?
■ Dalam konteks ruqyah, seorang peruqyah tidak melihat jin. Karena jin memang tidak bisa dilihat oleh peruqyah yg syar'i. Tapi kalau orang yg mengaku sebagai peruqyah (padahal dia dukun dan sejenisnya), itu bisa saja terjadi. Sampai sampai ada peruqyah gadungan yg dapat melihat dan menyebutkan bentuk jin, jenis jin, asal jin dan jumlah jin yg berada ditubuh pasien. Ini adalah tipu daya setan dari bangsa jin.
========
■ Hari ini, dunia ruqyah dibuat menjadi kabur oleh banyaknya cara, metode dan teknik yg mengatasnamakan ruqyah sehingga orang begitu mudah menyebut cara pengobatannya dengan ruqyah.
■ Semakin aneh tampilan ruqyah membuat citra ruqyah yg sesungguhnya menjadi rusak. Akhirnya kondisi ini dimanfaatkan sebagian orang yg memang ingin mencari kelemahan ruqyah versi akal pikirannya. Hingga akhirnya, ruqyah disebut sebagai perkara yg tidak layak lagi untuk dilakukan karena dapat memperparah keadaan pasien.
■ Hanya ada di Indonesia, ruqyah dijadikan sebagai hiburan. Padahal yg dilakukannya belum tentu ruqyah syar'iyyah.
Orang kesurupan jadi tontonan. Ustadz yg menampilkan pasiennya yg kerasukan saat ruqyah dijadikan tuntunan.
■ Mestikah ruqyahtaiment seperti itu, diteruskan ?
■ Jika iya, lihatlah besok akan lahir acara baru di televisi lain yg akan menampilkan ustadz lain dengan cara lain agar terlihat berbeda dan menghibur anda.
■ Saya hanya mengingatkan para peruqyah yg sudah bagus menampilkan ruqyah syar'iyyah melalui media yg ada, jangan sampai antum dimanfaatkan industri media sebagai hiburan dan sebagai media untuk mencari celah kesalahan yg sejatinya itu bukan kesalahan.
■ Mohon maaf saya jika kalimat terakhir ini disalahpahami.
=========
By Musdar Bustamam Tambusai, Lc
Hubungi Kami Untuk Info Dan Pendaftaran Ruqyah
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar