Selasa, 04 Februari 2020

ADAB MEMBUANG AIR KECIL (1)

Adab Buang Air Kecil (1)

Islam adalah agama yang suci, dan sangat menjaga kesucian,  suci zhahir ataupun batin, sehingga apapun yang mengotori kesucian akan dijelaskan oleh Islam,  termasuk dalam hal ini adalah perkara yang menjadi kebutuhan manusia yakni buat hajat kecil ataupun besar. Maka Islam mengajarkan adab adabnya sehingga tetap terjaga kebersihan dan kesucian seorang muslim. Diantara adab buang hajat kecil termaktub dalam sabda Rasul Saw.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا أَتَى الْخَلَاءَ فَلَا يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلَا يَشْرَبْ نَفَسًا وَاحِدًا (رواه أبو داود)


Dari Abdullah bin Abu Qatadah dari Ayahnya dia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian buang air kecil, maka janganlah ia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya. Dan apabila ia mendatangi WC (untuk buang air), maka janganlah ia beristinja dengan tangan kanannya. Dan apabila ia minum, maka janganlah ia minum dengan satu kali nafas." (HR. Abu Daud)


Hikmah Hadits :
1. Bahwa dalam Islam terdapat adab dan etika dalam segala hal, baik yang kecil maupun yg besar, tidak terkecuali adab dan etika ketika buang air kecil. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas bahwa diantara adab dan etikanya adalah tidak menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya. Secara lebih jelas adab dan etika ketika buang air kecil adalah sebagai berikut;
#1. Buang air kecil hendaknya dilakukan di tempat tertutup, atau tempat yg tehijab sehingga suratnya tidak terlihat oleh orang lain. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Jabir ra berkata, Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, dan beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah yg terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat. (HR. Abu Daud)
#2. Membaca doa ketika akan memasuki tempat buang hajat (kamar mandi), dan ketika keluar. Adapun doa yg diucapkan adalah sebagaimana riwayat berikut;

عن أنس ابن مالك قال كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ »

Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan. (HR. Bukhari no 139). Sedangkan keluar dari kamar mandi hendaknya membaca "ghufranaka" (Aku memohon ampunan-Mu) (HR. Tirmidzi).
#3. Masuk kamar mandi dengan mendahulukan kaki kiri, sementara keluar kamar mandi dengan mendahulukan kaki kanan. Karena Nabi Saw selalu mendahulukan dengan yg kanan untuk segala hal yang baik, dan dengan yang kiri dalam hal2 selain itu. Dalam hadits disebutkan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap  perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari)
#4. Tidak menghadap atau membelakangi kiblat saat buang air kecil, namun hendaknya menyamping kanan atau kiri. Hal ini sebagaimana hadits Nabi Saw, Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat." (HR. Bukhari)
#5. Tidak mengucapkan kata2 yg terdapat alfadz Allah Swt, atau membawa sesuatu yg terdapat lafadz Allah Swt, dan tidak berbicara ketika buang air kecil, bahkan tidak menjawab salam. Dalam hadits disebutkan;

عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلًا مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ (رواه مسلم)

Dari Ibnu Umar bahwa seorang laki-laki pernah melewati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu sedang buang air kecil, lalu dia mengucapkan salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawabnya. (HR. Muslim, no 555)

Wallahu A'lam

Ust. Suparman Fajar, Lc. M. Ag 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar