Minggu, 19 Juli 2020

WABAH THA'UN ( PANDEMI COVID-19 )


Wabah Tha'un (Pandemi Covod-19)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ؛ (١) لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا (٢) وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ (٣) وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا (٤) وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ (٥) وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ (رواه ابن ماجه)

    Dari Abdullah bin Umar dia berkata, "Rasulullah Saw menghadapkan wajah ke kami dan bersabda: "Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya;
 (1) Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha'un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka. 
(2) Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim.
 (3) Tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan.
(4) Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Rasul-Nya kecuali Allah akan kuasakan atas mereka musuh dari luar mereka dan menguasainya. 
(5) Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan rasa takut di antara mereka." (HR. Tirmidzi)

HIKMAH HADIST

1. Bahwa segala apa yg terjadi, baik yg menimpa seseorang, suatu kaum, suatu bangsa, bahkan wabah (pandemi) yg menimpa seluruh dunia, semuanya adalah atas kehendak Allah Swt. 
    Dan dalam Al-Qur'an Allah Swt berfirman, "Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa, kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QD. At-Taghabun 11). Bagi seorang muslim, pandemi yg terjadi seperti saat sekarang ini, akan ia lihat dari sudut pandang keimanannya, bahwa hal tsb adalah tanda kebesaran Allah Swt, yang oleh akan semakin mengokohkan keimanannya kepada Allah Swt. Oleh karena itulah, ia kemudian akan berusaha bermuhasabah diri terkait dengan pandemi covid-19 ini, mengapa hal tsb dapat terjadi.
2. Maka dalam hadits di atas, Nabi Saw menggambarkan bentuk2 musibah dan bencana yg terjadi, dan oleh karenanya perlu bagi semuanya untuk bermuhasabah. Lima perkara tsb adalah sebagai berikut ;
    (1) Wabah Tha'un. Nabi Saw bersabda, "Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha'un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka." Artinya bahwa (na'udzubillahi min dzalik) sebab terjadinya wabah pandemi yg menyebar demikian cepatnya, sehingga yg terdampak demikian banyaknya bahkan korban jiwa juga sangat banyak, adalah karena maraknya kekejian ( الفاحشة) yg dilakukan dengan terang-terangan. 
        (a). Dalam kamus al-maany disebutkan bahwa ( الفاحش ) yg merupakan bentuk mufrad dari al-fahisyah bermakna "keji, cabul, vulgar, melampaui batas, di luar kewajaran, menyolok dan memalukan". 
        (b) Dalam Al-Qur'an fahisyah menunjukkan arti perbuatan zina, homoseksual, berita bohong/kebohongan. 
Bisa jadi makna2 tsb merupakan fenomena, yg menjadi sebab munculnya wabah pendemi tsb. Na'udzubillahi min dzalik, wanastaghfiruhu wanatubu ilaihi.
    (2). Kemarau panjang dan penguasa yg dzalim. Nabi Saw bersabda, "Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim." Artinya perilaku umum di suatu masyarakat dalam bisnis dan usaha yg dilakukan secara terang2an seperti mengurangi takaran dan timbangan, ketidaksesuaian antara iklan dengan kenyataan, tipu menipu, dsb adalah menjadi penyebab terjadinya dua musibah sekaligus atau memunculkan salah satunya, yaitu ; 
        (a) terjadinya kemarau panjang, yang menjadi sebab rusaknya sumber daya alam, serta kemudian menjadikan sebab krisis dalam ekonomi dan keuangan. Sehingga alih-alih kecurangan dalam ekonomi mensejahterakan mereka, namun yg terjadi justru menyengsarakan mereka.
        (b) munculnya para penguasa dzalim yg bertindak sewenang-wenang, menjadikan yg salah menjadi benar, dan yang benar menjadi salah, jauh dari hukum dan syariat Allah Swt, dsb.
Semoga kita semua dihindarkan dari segala bentuk musibah, bencana, wabah penyakit dan segala keburukan-keburukan lainnya, baik terlihat maupun yg tdk terlihat, khususnya di negri kita maupun di negri2 kaum muslimin pada umumnya.
Amiiin Ya Rabbal Alamiiin

Wallahu A'lam 

Selasa, 11 Februari 2020

ADAB BUANG AIR KECIL (2)



Adab Buang Air Kecil (2)

Adab dalam buang air kecil dan besar sudah diatur dalam syariat Islam,  agar senantiasa terjaga kesucian seorang muslim, karena diterimanya ibadah terkait erat dengan kesucian seorang hamba,  maka menjadi penting memperhatikan kesucian ( thaharah) ketika ingin melaksanakan ibadah. Maka hadist ini menjadi penting untuk disimak dan diperhatikan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى الْخَلَاءَ أَتَيْتُهُ بِمَاءٍ فِي تَوْرٍ أَوْ رَكْوَةٍ فَاسْتَنْجَى

Dari Abu Hurairah ra berkata, 'Apabila Nabi Saw hendak mendatangi tempat buang hajat, maka aku membawakan air di bejana utk beliau. Lalu beliau beristinja' dengannya. (HR. Abu Daud)

HIKMAH HADIST
1. Bahwa diantara adab lainnya ketika buang air kecil adalah sebagai berikut ;
    (1). Dianjurkan buang air kecil dengan cara duduk atau jongkok. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadits ;

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابْنِ حَسَنَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي يَدِهِ الدَّرَقَةُ فَوَضَعَهَا ثُمَّ جَلَسَ فَبَالَ إِلَيْهَا (رواه أبو داود)

Dari Abdurrahman bin Hasanah ra berkata, bahwa Rasulullah Saw keluar menemui kami sedang di tangannya memegang perisai dari kulit. Beliau meletakkan perisai tersebut kemudian jongkok seraya buang air kecil menghadap ke arahnya. (HR. Abu Daud, no 340).
    (2). Namun demikian, terdapat riwayat lain yg menggambarkan bahwa Nabi Saw pernah buang air kecil dengan cara berdiri, sebagaimana riwayat dari Hudzaifah ra berkata, "Nabi Saw mendatangi tempat buang air kecil, beliau lalu buang air kecil sambil berdiri. Kemudian beliau meminta air, maka aku pun datang dengan membawa air, kemudian beliau berwudlu." (HR. Bukhari no 217)
Kesimpulannya buang air kecil dianjurkan dengan cara duduk atau jongkok, namun boleh juga dilakukan dgn cara berdiri, namun hendaknya dipastikan aman dari cipratan najis, agar tdk mengenai pakaian.
    (3.) Jika memilih menggunakan cara duduk atau jongkok maka dapat dilakukan dgn cara kaki kiri diduduki tumitnya, sementara kaki kanan tegak di depan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat ;

أن النبي صلى الله عليه وسلم أمرنا أن نتكئ على اليسري وأن ننصب اليمني

Bahwa Nabi Saw memerintahkan kami untuk jongkok, dengan duduk di atas tumit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. (HR. Al-Baihaqi & Thabrani)
Namun sebagai catatan, ibnu Hajar dan Imam Nawawi mengatakan bahwa hadits ini dhaif. Sehingga saat buang air kecil tidak harus dengan posisi spt ini.
    (4). Melakukan istinja', yaitu membersihkan najis dengan menggunakan air, dengan cara membasuh bagian tubuh yg mengeluarkan najis hingga bersih dan suci dari najis.
    (5). Istinja' dan menyentuh kemaluan hendaknya dilakukan dengan menggunakan tangan kiri. Karena Nabi Saw selalu beristinja' dengan tangan kirinya dan beliau tidak menyentuh kemaluannya dgn tangan kanannya.
    (6). Ada anjuran utk mengurut kemaluan 3 kali usai buang air kecil. Namun riwayat haditsnya dhaif;

عَنْ عِيسَى بْنِ يَزْدَادَ الْيَمَانِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلْيَنْتُرْ ذَكَرَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ (رواه ابن ماجه)

Dari Isa bin Yazdad Al Yamani dari Bapaknya ia berkata; Rasulullah Saw bersabda: "Jika salah seorang dari kalian buang air kecil, hendaklah mengurut kemaluannya tiga kali." (HR. Ibnu Majah)
Namun hadits ini didhaifkan oleh ulama hadits, diantaranya oleh Imam Nawawi. Sehingga tidak harus mengamalkan sebagaimana disebutkan dalam riwayat tsb.

2. Dalam buang air kecil hal yang paling mendasar yg harus menjadi perhatian seorang muslim adalah
    (1) memastikan untuk menutup aurat sehingga tdk terlihat oleh org lain.
    (2) memastikan tdk ada najis yg mengenai pakaian atau anggota badan lainnya.
Kedua hal ini perlu diperhatikan, karena sering menjadi penyebab siksa kubur:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْثَرُ عَذَابِ الْقَبْرِ فِي الْبَوْلِ (رواه أحمد)

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Kebanyakan siksa kubur adalah karena sebab buang air kecil." (HR. Ahmad, no 7981).
Mudah2 an kita semua terhindar dari segala hal2 buruk yg dapat mendatangkan adzab dan siksa kubur.

Wallahu A'lam



Suparman Fajar,  Lc. M. Ag

Selasa, 04 Februari 2020

ADAB MEMBUANG AIR KECIL (1)

Adab Buang Air Kecil (1)

Islam adalah agama yang suci, dan sangat menjaga kesucian,  suci zhahir ataupun batin, sehingga apapun yang mengotori kesucian akan dijelaskan oleh Islam,  termasuk dalam hal ini adalah perkara yang menjadi kebutuhan manusia yakni buat hajat kecil ataupun besar. Maka Islam mengajarkan adab adabnya sehingga tetap terjaga kebersihan dan kesucian seorang muslim. Diantara adab buang hajat kecil termaktub dalam sabda Rasul Saw.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا أَتَى الْخَلَاءَ فَلَا يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلَا يَشْرَبْ نَفَسًا وَاحِدًا (رواه أبو داود)


Minggu, 02 Februari 2020

PENYEBAB DATANGNYA SIKSA

Perkara Yang Dapat Menjadi Penyebab Datangnya Siksa

Setiap perkara yang menghadirkan kebaikan telah disampaikan Oleh Rasul Saw, begitujuga setiap perkara yang menjadi penyebab datangnya keberukan dan siksaan telah diterangkan oleh Rasul Saw.

Selasa, 21 Januari 2020

Isteri Isteri Calon Penghuni Surga

Isteri Isteri Calon Penghuni Surga 


Surga ada tempat yang penuh dengan kenikmatan yang dijanjikan Allah Swt bagi hamba hamba yang bertaqwa. Surga adalah cita-cita tertinggi orang yang beriman dan menjadi tujuan hidupnya.