Lima Kiat Selamat dari Syetan Laknat
(Graha Ruqyah Salemba Tempat Terapi Gangguan Jin dan Sihir)
Ust. Hasan Bishri, Lc. (Praktisi Ruqyah Syar’iyah
di Jakarta 0815 816 7874)
Muqoddimah
Bismillah wal Hamdulillah. Syetan dengan seluruh pasukannya tidak akan
pernah berhenti dan tidak mengenal istilah capek dalam rangka menyesatkan
manusia. Mereka berusaha masuk dari segala arah untuk menggoda dan
menjerumuskan kita. Jika tidak berhasil dari arah depan, mereka coba dari
belakang. Jika gagal, mereka menerobos dari samping kanan. Jika tidak sukses
juga, mereka berusaha dari samping kiri. Atau mereka datang dari berbagai
penjuru arah yang ada untuk mengepung kita, agar kita masuk dalam perangkap
mereka.
“Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk
mereka yang diberi tangguh." Iblis menjawab: "Karena Engkau telah
menghukum aku sesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan-Mu yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta'at).” (QS al-A’raf: 15-17).
Ya, dihadapan Allah langsung, Iblis telah
menabuh gendrang perang terhadap kita (sebagai anak cucu Adam). Perang udah
lama telah dimulai, dan tak akan berakhir jika ajal kita belum tiba, atau ajal
dunia ini telah berakhir. Di hadapan Rabb Semesta, Iblis sebagai dedengkot para
syetan telah memberikan komando untuk selalu menggoda dan memusihi kita. Sudah
kita menyadari akan adanya permusuhan tersebut? Kalau sudah, senjata apa yang
telah kita siapkan untuk melawan dan mengalahkan mereka.
Al-Qur’an mengingatkan
kita, “Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, beri
tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi
tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)’.
Iblis menjawab: ‘Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.’” (QS. Shad: 79-83).
Kiat Selamat dari Syetan Terlaknat
Pertama, Ikhlash. Kita telah rela menjadikan Allah sebagai Tuhan satu-satunya yang
tiada sekutu bagi-Nya, berarti kita harus siap menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Itu semua kita lakukan dengan ikhlash, dengan tujuan
untuk menggapai ridho-Nya. Kita murnikan niat hanya kepada Allah dalam
melaksanakan berbagai macam ibadah. Dan itu akan menjadi proteksi yang kuat dan
kokoh dari tipudaya dan gangguan syetan yang ada.
Al-Qur’an memberitahukan hal itu,
“Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, pasti aku akan menjadikan mereka (manusia) memandang baik (perbuatan
maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. (QS.
al-Hijr: 39-40).
Kedua, Komitmen di jalan Allah. Allah berfirman: “Ini adalah
jalan yang lurus; kewajiban-Ku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku
tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut
kalian, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar
tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.”
(QS. al-Hijr: 41-43).
Ketiga, Selalu hidup berkelompok/ berjamaah (tidak bercerai-berai dan menjaga
persatuan). Karena Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda dalam haditsnya yang shahih, "Sesungguhnya syetan bersama orang
yang sendirian dan menjauh dari dua orang." (HR Ahmad).
Keempat, Menjaga shalat berjamaah di masjid. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien dan
orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan
cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami,
mereka itulah penghuni-penghuni neraka.” (QS al-Hadid: 19).
Berjamaah menghadirkan kekuatan (al-jama’ah
quwwah), berjamaah menjadi mudah mengakses keberkahan (al-jama’ah
barakah). Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah ada tiga orang di desa atau kampung yang tidak mendirikan shalat
jamaah kecuali mereka telah dikuasai oleh syetan ..." (HR. Abu Dawud).
Kelima, Beristi’adzah dan Berdo’a (senantiasa memohon pertolongan dan perlindungan
Allah dari tipu daya syetan). Sungguh kita tidak akan pernah menang dalam
berperang melawan makhluk terkutuk ini kecuali atas pertolongan-Nya. Dengan
memperkuat tauhid yang bersih, ikhlas, dan istiqamah ibadah serta memperbanyak
isti’adzah atau do’a, niscaya kita akan senantiasa mendapat perlindungan Allah
dan mampu menaklukkannya.
Penutup
Allah mengingatkan kita dalam firmannya,
“Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui
apa yang mereka sifatkan. Dan katakanlah. ‘Ya Rabbku aku berlindung kepada
Engkau dari bisikan-bisikan syetan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya
Rabbku, dari kedatangan mereka kepadaku”. (QS. al-Mu’minun: 96 - 98).
Dalam hadits shahih, Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam memberitahukan, “Jika anak Adam membaca ayat
sajdah lalu dia sujud, syetan lari dan menjauh sambil menangis. Ia berkata,
“Sungguh celakalah (aku)…! Anak Adam diperintah sujud lalu ia bersujud, maka
baginya surga. Dan aku disuruh sujud, tapi aku tidak mau sujud, maka bagiku
neraka." (HR. Muslim). Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar