Jumat, 05 Maret 2021

Serial Jinnipedia Islami (24)


 

Solusi Islami dari Perdukunan Syetan 

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI , 081225211779)

Di serial sebelumnya sudah kita bahas tentang praktik perdukunan yang telah diharamkan dalam Islam, bahkan Rasulllah saw. telah tegas melarang umatnya untuk mendatangi praktik perdukunan atau menggunakan jasa mereka dalam mengatasi problematika kehidupan. Dan siapa yang tambeng (tetap datang ke Dukun) dan mempercayainya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari, ini hadits riwayat Imam Muslim. Dan siapa yang mempercayai ucapan dukun dan mengikutinya maka ia telah kufur pada risalah yang dibawa Muhammad saw. Dan siapa yang berpraktik sebagai dukun, maka ia di akhirat nanti tidak diakui sebagai umat Nabi. Sungguh fatal efeknya.

Padahal sampai saat ini masih banyak kaum muslimin negeri ini yang memanfaatkan jasa perdukun, sehingga praktik perdukunan di negeri yang populasi meslimnya terbesar di dunia ini sangat marak dan masif. Bahkan mereka tidak malu-malu untuk menawarkan jasa ke publik, entah itu secara langsung atau via media massa. Ada yang ingin meramal nasib, berobat dari penyakit, minta agar bisnisnya laris manis, berharap agar jabatannya naik, mencari barang yang raib atau digondol maling, sampai dalam urusan perjodohan dan mendapatkan keturunan. Banyak dukun yang menjadi rujukan mereka dan diyakini bisa mengabulkan hajat mereka.


Kalau Tidak Ke Dukun, Ke Mana Dong?

Itu pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat saat mereka dilarang untuk memanfaatkan jasa perdukunan. Terkadang mereka datang ke dukun karena merasa terpaksa, saat dunia medis dirasa tidak bisa memenuhi harapan mereka. Terkatang mereka ke dukun karena tidak tahuan, karena pintarnya dukun itu berkamuflase sehingga mereka terpedaya dengan tampilan. Tapi banyak juga yang memang masih percaya pada kehebatan dan kesaktian dukun yang diiklankan, bahkan bagi mereka  datang ke dukun telah menjadi gaya hidup dan kebutuhan. Bagi para pecandu praktik perdukunan dan ingin bertaubat kepada Allah, simak kisah inspiratif dan solutif ini.

Zainab (Istri Abdullah bin Mas’ud ra.) berkata: Biasanya Abdullah bin Mas’ud kalau pulang ke rumah, ia tidak langsung masuk. Saat di depan pintu ia berdehem dahulu (sebelum salam) untuk membertahukan akan kedatangannya, ia khawatir kalau langsung masuk lalu ada sesuatu terlihat yang tidak ia sukai. Ia pernah pulang dan berdehem, saat itu ada seorang wanita tua yang sedang mengobatiku. Akupun menyuruh wanita itu bersembunyi di bawah ranjang. Ia pun masuk dan duduk di sampingku, ia melihat seutas benang di leherku. Ia bertanya: Benang apa ini? 

Aku menjawab: Benang yang telah dijampi-jampi untukku. Ia pun mengambil dan memutuskannya. Lalu ia berkata: Sungguh, keluarga Abdullah bin Mas’ud tidak butuh kesyirikan. Karena aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan guna-guna adalah syirik.” Aku pun berkata: Kenapa kamu ngomong seperti itu? Padahal tadinya mataku berair (sakit), dan aku datang ke si Fulan yang beragama Yahudi, ia mengobatiku, dan setelah ia mengobakelastiku, aku merasa tenang dan sakit reda. 

Abdullah berkata: Itu adalah ulah Syetan, ia menganggumu dengan tangannya, jika kamu diobati si Yahudi, syetan itu tidak mengganggumu. Sungguh, cukup bagimu untuk melakukan seperti yang diajarkan Rasulullah saw. Berdo’alah: Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah karena Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit (total).” (HR. Ahmad, dan dishahihkan Syekh al-Arnauth).


Ruqyah Syar’iyah Solusi dari Perdukunan

Perhatikanlah alur kisah inspiratif di atas, kita akan mendapatkan pelajaran yang mahal dan berkelas. Solusi yang diberikan oleh seorang Nabi pilihan Allah, solusi tepat tidak bikin kita tersesat, solusi alternatif yang sang efktif tanpa melakukan hal yang syirik. Solisi reliji yang bisa mendekatkan kita ke Ilahi, Allah yang Maha Suci. Tinggalkan praktik perdukunan dan hijraj ke praktik Ruqyah Syar’iyah, seperti yang telah diajarkan Rasulullah kepada para shahabatnya, dan jadi warisan berharga bagi umatnya.

Aisyah ra. berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menjenguk orang yang sakit atau didatangi orang yang sakit, beliau membaca untuknya: "Hilangkanlah rasa sakit wahai Tuhan manusia! Sembuhkanlah, dan Engkau (Dzat) yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit." (HR. Bukhari, hadits no. 5675). Di Hadits yang lain: Saib bin Yazid ra. berkata: Aku pernah sakit di zaman Rasulullah saw., lalu aku dibawa ke Rasulullah saw. aku melihat beliau meruqyahku dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an, lalu beliau meniupku dengannya.” (HR. Thabrani, dan hadits ini dishahihkan oleh Imam al-Haitsami)

Aisyah ra. bercerita: Nabi saw. pernah masuk suatu rumah, lalu beliau mendengar suara tangis bayi. Beliau bersabda: Kenapa bayi kalian menangis seperti itu, apakah kalian tidak mintakan ruqyah untuknya, karena ia kena ‘Ain.” (HR. Ahmad dan dihasankan Syekh al-Albani). Di riwayat lain: Jabir bin Abdullah ra. bercerita: Rasulullah telah membolehkan Keluarga Hazm untuk praktik ruqyah akibat sengatan Ular. Lalu bersabda ke Asma’ binti ‘Umais: “Kenapa aku lihat tubuh keturunan saudaraku kurus, apakah mereka kurang makan? Asma’ menjawab: Tidak, tapi ‘Ain-lah yang telah menimpa mereka. Beliau bersabda: Ruqyah-lah mereka.” (HR. Muslim). Wallohul musta’an

Kamis, 25 Februari 2021

serial Jinnipedia Islami (23)


 

Intruksi Nabi: “Jangan Datangi Dukun”

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI , 081225211779)

Insya Allah ini bagian akhir dari tema Dukun Utusan Iblis di Serial Jinnipedia Islami, terkait dengan pembahasan Ciri Praktik Perdukunan. Sudah 13 poin cara identifikasi praktik perdukunan yang telah kita bahas. Dan di seri ini akan kita bahas lanjutannya, semoga masyarakat kita tidak terkecoh lagi dengan praktik perdukunan di tengah masyarakat dengan berbagai cashing tampilan yang membingungkan, bahkan banyak masyarakat awam yang terjebak karenanya. Tidak hanya harta masyarakat yang telah banyak dikuras, tapi banyak juga yang dilecehkan kehormatan dan mahkotanya, dan efek yang lebih fatal lagi adalah ternodanya akidah kaum muslimin karena mengikuti ritual syirik si Dukun. Inilah lanjutannya.

Keempatbelas; Memindahkan penyakit ke makhluk lain. Pernahkah Anda mendengar ada praktik pengobatan yang modusnya memindahkan penyakit pasien ke hewan, entah itu ayam, kambing, sapi, kerbau atau hewan piaraan lainnya. Banyak masyarakat awam yang justru tertarik dengan pengobatan seperti itu, ada sensasi tersendiri yang membuat mereka makin percaya dengan kehebatan dan kesaktian si Dukun. “Penyakit kita akan dipindahkan ke hewan?” Wooouw... kata mereka berdecak kagum. Mereka tidak menyadari bahwa modus itu sarat dengan kezhaliman yang telah diharamkan Allah. 

Apakah tidak boleh memindahkan penyakit ke hewan? Simak hadits berikut sebagai jawabannya. Dari Ibnu Abbas ra.: Bahwasannya Nabi saw. bersabda, “Janganlah kalian menjadikan suatu yang hidup (bernyawa) sebagai sasaran (tembak).” (HR. Muslim). Di riwayat lain: Said bin Jubeir ra. berkata: Ibnu Umar pernah mejumpai sejumlah remaja dari Quraisy mengikat burung lalu memanahnya. Mereka membayar pemilik burung kalau anak panahnya meleset. Ketika mereka melihat Ibnu Umar, mereka bubar. Lalu Ibnu Umar berkata: Siapa yang melakukan hal ini? Allah akan melaknat pelakunya. Sesungguhnya Rasulullah saw. melaknat siapa yang menjadikan suatu yang bernyawa sebagai sasaran.” (HR. Muslim). Apa dosa dan kesalahan Ayam, Kambing, Sapi? Sehingga jadi obyek pemindahan penyakit manusia, bukankah itu kezhaliman yang nyata? 

Kelimabelas; Mengobati dengan cara Mediasi. Sudah sering kita dengar modus pengobatan dukun dengan menggunakan mediator. Misalnya si A berobat ke dukun, lalu si dukun menjadikan si B sebagai mediator dalam proses pengobatannya. Si B dibikin kesurupan (atau dimasukkan Jin ke dirinya), lalu ditanggap untuk mengorek keterangan tentang jenis penyakit si A. Atau bertanya siapakah yang telah mengirim gangguan ke si A. Atau minta petunjuk ke Jin melalui mediator seputar obat apa yang cocok bagi si A. Si B dijadikan mediator dukun untuk komunikasi dengan jin piaraannya. Apakah memasukkan Jin ke mediator itu dibolehkan?

Jin yang masuk ke tubuh manusia (membuat orang kesurupan) dikatakan sebagai Jin Zhalim, karena telah mengganggu ketenangan dan kesehatan manusia. Makanya, Rasulullah pernah membentak Jin yang merasuk ke tubuh seorang shahabatnya dengan ucapan: Ukhruj ‘aduwwalloh..! (Keluarlah hai musuh Allah). Lalu bagaimana kalau Jin itu malah dimasukkan oleh seseorang ke tubuh manusia yang dijadikan sebagai mediator? Bukankah sama zhalimnya? Dan sungguh ironis dan aneh serta menyimpang dari yang dicontohkan Nabi, kalau ada orang yang mengaku sebagai Peruqyah Syar’iyah menggunakan modus yang serupa dengan modus dukun, yaitu menggunakan mediator saat melakukan terapi ruqyah pada pasiennya. 

Itulah 15 cara untuk menidentifikasi praktik perdukunan yang marak di masyarakat. Jika kita mendatangi praktik pengobatan yang terdapat 15 poin tersebut atau hanya sebagian poin yang ada, maka kita harus menjauhi dan meninggalkan praktik tersebut. Kita khawatir, jangan-jangan ia adalah dukun yang belabel ustadz atau kyai. Atau ustadz yang berpraktik perdukunan yang telah diharamkan dalam syari’at Islam. Sebelum kita jadi korban mereka, dikuras harta benda kita, atau dilecehkan kehormatan dan direnggut mahkota kita, atau dirusak dan disesatkan akidah kita, maka kita harus super waspada. Jangan terpedaya dengan tampilan atau performa yang ada. Takutlah pada Allah, dan ikutilah petunjuk Rasul-Nya.


Ada Poin Tambahan Yang Perlu Diperhatikan 

Ustadz Arifin Ilham rahimahullah pernah mengingatkan kaum muslimin agar tidak terjebak pada praktik Dukun yang berbaju ulama’ atau ustadz. Di antara ciri Dukun yang berkedok Ustadz adalah; tidak menggunakan nama aslinya tapi menggunakan nama lain yang memberikan kesan kesaktian dan kedigjayaan. Hobi memamerkan kesaktian dan kehebatannya di media yang mereka beli dan mereka booking slod acaranya. Ilmu syari’at Islamnya tidak mumpuni alias karbitan. Memanfaatkan para tokoh atau publik figur untuk melegalitaskan praktinya agar masyarakat awam tertarik dan percaya kepadanya. Menakut-nakuti pasien yang datang kepadanya dengan benda atau hakl mistik agar pasiennya bertekuk lutut. Saat dibekam keluar cacing, ijuk, pecahan kaca dan yang sejenisnya, bikin pasien takut dan pasrah. (Lihat di www.arrahmah.com)


Perhatikan Intruksi Nabi Berikut Ini

Mu’awiyah bin Hakam as-Sulami ra. berkata: Aku pernah berkata, “Wahai Rasulullah saw., ada beberapa hal yang sering kami lakukan waktu di masih Jahiliyah, kami sudah biasa mendatangi Dukun-Dukun. Beliau bersabda, “Janganlah kalian datang ke para Dukun.” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain: Aisyah ra. berkata: Ada sekelompok orang bertanya ke Rasulullah saw. tentang praktik para Dukun. Beliau bersabda: Mereka (para dukun) itu tidak ada apa-apanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ada yang masih berani datang ke Dukun dan memanfaatkan jasa mereka? Ada yang masih percaya dengan praktik perdukunan? Ada yang masih suka berhubungan dan mengakses jasa Dukun? Kalau jawabannya masih, maka bersiap-siaplah untuk menjadi korban penipuan dan penyesatan mereka. Dan siapkan diri Anda untuk tidak diakui sebagai umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di Akhirat kelak. Karena siapa yang mempercayai dan membenarkan praktik perdukunan, berarti ia telah kufur pada al-Qur’an dan al-Hadits. Wal ‘iyadzu billah.

Selasa, 23 Februari 2021

serial Jinnipedia Islami(22)



 Ciri-Ciri Praktik Perdukunan (part.22)

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI, 081225211779)


Di serial Jinnipedia Islami ke-21 sudah kita bahas tujuh pin penting bagi kita untuk menidentifikasi praktik perdukunan yang berkembang di masyarakat. Meskipun ada di anatara mereka yang terus terang sebagai dukun dan bangga dengannya, tapi banyak yang menyamarkan diri dan bermetamorfosis. Sehingga masyarakat awam mengalami kesulitan untuk membedakan mana yang dukun dan mana yang bukan. Padahal para ulama’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah telah mengajarkan kepada kita ilmu terkait dengan cara identifikasi praktik perdukunan. Seperti yang disampaikan oleh Syekh Wahid Abdus Salam Bali dalam kitabnya. Dan ini lanjutan dari ilmu tersebut.

Kedelapan; Menyuruh pasien mengisolir diri di tempat tertentu. Kadang di kuburan, di kamar yang gelap, di tempat yang dianggap angker, atau di tempat yang dikenal keramat. Saat isolasi itu itu, pasien dukun disuruh melakukan ritual tertentu seperti merapal atau mewirid mantra pemberian dukun, berpuasa beberapa hari dengan cara-cara tertentu yang tidak lazim dan tidak sesuai tuntunan syariat, sehingga pasien makin percaya pada otoritas kesaktian dukun. Mereka menjadikan dukun sebagai pembimbing spiritual dan pemandu ritual.

Kesembilan; Melarang pasiennya menyentuh air dalam kurun waktu tertentu. Biasanya kalau Jin piaraan dukun itu kafir, maka pasiennya disuruh untuk melakukan ragam kemaksiatan. Tidak boleh menyentuh air dalam masa tertentu, termasuk tidak boleh wudhu dan mandi besar. Sehingga si pasien pun tidak shalat, atau tetap disuruh shalat tapi tanpa wudhu. Dan itulah pelecehan ajaran syariat yang disukai syetan laknat. Terkadang Dukun jelas bertindak seperti Rasul, yang bisa mengharamkan dan menghalalkan sesuatu, atau merasa punya syari’at sendiri.

Kesepuluh; Memakai jimat atau menggunakan benda pusaka atau dikeramatkan dan menjadikannya sebagai media pengobatan. Banyak jenis jimat yang sering digunakan dukun, ada yang berupa cincin, gelang, kalung, kulit binatang, tulang hewan, baju, rompi, keris, batu, dan yang lainnya. Bahkan banyak pasiennya yang meyakini bahwa jimat-jimat itulah sumber kekuatan magic Dukun, alias ada penunggunya yaitu jin-jin piaraan atau khadamnya. Terkadang mereka jual jimat itu ke pasiennya untuk dijadikan sebagai pelindung ghaib.

Kesebelas; Menerawang kondisi atau masa lalu pasien (Nyongklok). Biasanya aksi ini dilakukan oleh Dukun untuk meyakinkan mereka yang datang minta bantuannya. Seakan Dukun itu sakti mandraguna, bisa mengetahui masalah pasien meskipun si pasien belum cerita. Bisa paham maksud kedatangan pasien tanpa diagnosa seperti yang dilakukan para dokter. Bisa menerawang masa depan pasien atau meramal nasib yang akan dialami oleh customnya. Biasanya aksi seperti ini bikin pasien klepek-klepek tidak berdaya, dan percaya seratus persen pada si Dukun.

Keduabelas; Melakukan proses pengobatan jarak-jauh. Sepertinya sudah lazim di dunia perdukunan, melancarkan aksinya dari jarak jauh. Obyek sasaran tidak harus ditemui, pengobatan bisa via foto atau benda-benda second yang pernah dipakai calon korban.  

Ketigabelas; Berkholwat dengan pasien lain jenis (non mahrom). Maksud berkholwat di sini adalah si Dukun saat mengobati pasien lain jenis yang bukan mahromnya di ruangan tertutup, hanya berduaan. Pasien tidak boleh ditemani keluarga, saudara atau temannya. Akhirnya syetan menjadi yang ketiga di antara mereka berdua. Lalu terjadi pelecehan seksual, pemerkosaan atau pencabulan. Siapapun yang melakukan hal itu dalam praktik pengobatannya, kita harus jauhi dan tinggalkan karena ada pelanggaran Syari’at di dalam praktiknya.

Ini poin penting yang harus kita pahami bersama. Karena banyak terjadi kasus pencabulan yang diawali dengan berkholwatnya Penterapis atau Pengobat dengan pasien lain jenis yang diobati. Kalau kita tidak peduli dengan aturan Syari’at ini, maka bersiaplah untuk menjadi korban-korban selanjutnya. Seperti yang dialami oleh keluarga yang tinggal di Sukabumi Jawa Barat. Karena keluarga ingin kaya mendadak atau kaya dengan cara instan, akhirnya anaknya yang masih SMP hamil dicabuli oleh orang yang dianggap sebagai Guru Spiritual keluarga.

Seorang dukun cabul di Kampung Karanggantung, Sukabumi, Jawa Barat,, mencabuli anak SMP berusia 14 tahun hingga hamil. "Modus yang dilakukan pelaku berinsial KI (64), untuk bisa mencabuli korbannya dengan cara mengaku bisa mendatangkan uang sebanyak tiga karung," kata Kapolsek Gunungguruh, Yudi Wahyudi, Jumat (3/6/2016). 

Si Dukun minta keluarga korban harus mendatangkan anak perempuannya untuk menyaksikan kedatangan uang sebanyak tiga karung tersebut di dalam kamar tersangka. Saat berduaan di dalam kamar, tersangka langsung mencabuli korbannya. Bahkan, kelakuan bejad tersangka tidak hanya sekali saja dilakukan, dengan alasan untuk mempercepat mendatangkan uang sebanyak tiga karung tersebut. Kasus ini baru terungkap setelah keluarga korban yang mencurigai perubahan tubuh anak gadisnya tersebut yang ternyata telah hamil lima bulan. Korban pun mengaku hamil karena dicabuli oleh KI saat prosesi mendatangkan uang. (news.okezone.com)


Rasulullah saw. Ingatkan Bahaya Kholwat

“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syetan menjadi yang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban dan dishahihkan Syekh al-Arnauth). Dalam riwayat lain: “Siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahromnya, karena syetan menjadi yang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad dari hadits Jabir 3/339, dan dishahihkan Syekh al-Arnauth).

Imam Al-Munawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud hadits tersebut: Syetan menjadi yang ketiga di antara keduanya dengan membisikkan mereka (untuk melakukan kemaksiatan), dan menjadikan syahwat mereka berdua bergejolak, dan menghilangkan rasa malu dari keduanya, serta menghiasi kemaksiatan hingga nampak indah dihadapan mereka berdua, sampai akhirnya syetanpun menyatukan mereka berdua dalam perzinaan.” (Lihat Kitab Faidhul Qodir: 3/ 78). (bersambung)

Senin, 22 Februari 2021

srial Jinnipedia Islami (21)

 


Cara Mengidentifikasi Praktik Perdukunan

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI, 081225211779)


Dukun yang disebut dalam Hadits Rasulullah saw. sebagai Utusan Iblis untuk menyesatkan manusia punya sejuta cara agar bisa diterima masyarakat luar dan bisa terus eksis melaksanan tugas dari sang Bos. Performa atau penampilan lahiriyah adalah cara yang paling gampang untuk menilai seseorang, padahal itu rawan modus dan pengelabuhan. Banyak orang tertipu karena hanya melihat tampilan luarnya saja. Bagaikan buah kedondong dan buah rambutan. Kedondong luarnya halus dan mulus, tapi dalamnya kasar dan berakar. Rambutan luarnya berambut dan berantakan, tapi dalamnya mulus, lembut dan manis.

Maka dari itu jangan gampang terpesona dengan tampilan luar, karena dalamnya belum tentu sebagus luarnya, atau sebaliknya. Begitu pula dalam menilai praktik perdukunan, karena tampilan bisa disiapkan dan performa bisa direkayasa. Tampilan seperti Ustadz, Kyai, Syekh, Habib, Ajengan, Buya, Tuan Guru dan yang sejenisnya, tapi dalamnya ternyata dukun yang siap menyesatkan para pengikutnya. Terkadang mereka juga menggunakan gelar-gelar akademisi untuk meyakinkan masyarakat. Belum cukupkah kita ambil pelajaran dari kasus yang pernah viral di media massa di negeri kita ini, dan masih banyak kasus serupa untuk kita jadikan pelajaran agar kita tidak lagi terperosok pada lubang yang sama.

MIMBAR-RAKYAT.com - Aparat kepolisian Polda Metro Jaya, Senin (5/5/2014) pagi menangkap Ustadz Guntur Bumi (UGB), dukun yang berkedok ustadz, di kediamannya di Bintaro, Jakarta, karena tersangkut kasus penipuan baru.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan penangkapan terhadap UGB, Senin pagi, bukan karena UGB yang sudah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus dugaan penipuan sebelumnya, mangkir atas panggilan polisi.

“Dia ditangkap karena penipuan. Jadi bukan ditangkap karena mangkir panggilan polisi,” katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin (5/5/2014). “Ia dijerat kasus Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Dalam laporan tersebut, pelapor berobat. Kemudian juga tersangka melakukan ‘pembersihan rumah’. Biaya semuanya Rp 70 Juta. Dari laporan yang sudah cukup, kemudian dilakukan penangkapan,” ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.


Inilah Ciri-Ciri Praktik Perdukunan

Sebenarnya sudah banyak kaum muslimin yang antipati pada Dukun atau tidak mau minta bantuan dan memanfaatkan jasa mereka. Apalagi Majlis Ulama’ Indonesia telah mengeluarkan fatwa Haramnya Praktik Perdukunan dan Ramalan di Munas ke VII tahun 2005, fatwa no. 2. Mereka telah hijrah dari praktik perdukunan ke ruqyah syar’iyah, meninggalkan Dukun dan mendatangi Peruqyah yang Syar’iyah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, praktik perdukunan berkamlufase dan berdandan agar tetap bisa diterima masyarakat luas. Sehingga masih banyak masyarakat yang terjebak dalam praktik perdukunan tanpa mereka sadari.

Berikut ini Ciri-Ciri Praktik Perdukunan yang perlu kita pahami agar kita tidak terpedaya dan terpesona oleh praktik perdukunan yang berdandan dengan beragam tampilan yang seakan islami dan syar’i, padahal praktiknya tetap syirik dan tipu-tipu. 

Pertama; Bertanya nama pasien dan nama Ibunya. Kenapa ke Ibu? Karena setiap orang pasti punya Ibu, kecuali Adam dan Hawa. Bahkan anak hasil Zina juga punya Ibu, tapi gak punya ayah. Syetan senang dengan perbuatan zina. 

Kedua; Minta barang second hand atau barang yang pernah disentuh orang yang mau ‘dikerjain’, dari aroma keringat Jin peliaraan dukun mengenali obyeknya. Seperti (baju, kaos, celana dalam, sarung, sapu tangan dan lainnya). 

Ketiga; Perlu bagian tertentu anggota tubuh (rambut atau kuku). Ini termasuk media dukun yang paling efektif agar jin si dukun mudah melacak calon korbannya. Terkadang bisa juga diwakili dengan foto atau gambar obyeknya. 

Keempat; Minta hewan dengan jenis dan corak tertentu. Seperti ayam yang hitam mulus atau putih mulus, kambing kendit yaitu kambing hitam yang ada warna putih di perutnya seperti selendang yang dipakai seseorang. Hewan itu kan jadu persembahan dukun kepada jin piaraan sebagai sesajen. 

Kelima; Membaca mantra syirik yang terkadang si dukun sendiri gak paham artinya, apalagi pasiennya. Mantra itu didapat dari gurunya untuk mengundang jin piaraannya. Bahkan terkadang mantra syirik itu dicampur dengan ayat-ayat al-Qur’an agar jin piaraan senang karena ada pelecehan al-Qur’an. Tapi bagi customnya dukun justru hal itu dipikir Islami, karena ada bacaan ayat Qur’an yang Suci. Padahal itulah upaya dukun untuk mendapatkan sidha syetan piaraannya. 

Keenam; Menulis rajah atau wifiq untuk pasiennya. Banyak ragam rajah dan wifiq perdukunan, bentuknya juga berbeda-beda. Terkadang mereka menulisnya di kertas putih, terkadang di secarik kain, terkadang di potongan kulit binatang tertentu. Itu bisa berfungsi sebagai password dukun untuk berkomunikasi dengan syetan jin khadamnya. Bahkan terkadang menulisnya tidak pakai tinta biasa, tapi pakai darah orang atau darah binatang, atau pakai darah wanita haid dan nifas. 

Ketujuh; Memberi Jimat, gembolan (pegangan) ke pasiennya. Ada banyak jimat karya si Dukun. Biasanya customnya disuruh memakainya sebagai gelang, kalung, sabuk, atau disimpan di dompet, tas yang harus dibawa kemanapun pasien pergi. Tapi terkadang cukup disimpan di laci atau lemari rumah, atau tempat lainnya yang dijadikan tempat tingggal apsien atau tempat beraktifitasnya. Bahkan ada juga yang di letakkan di area tinggal orang yang dijadikan obyek perdukunan. Dan benda seperti itu yang sering disebut dengan buhul-buhul Syetan. (Bersambung)

Jumat, 19 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (20)


 

Awas..! Banyak Utusan Iblis Palsu

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI, 081225211779)


Pernahkah Anda beli barang di toko online? lalu barang yang Anda terima ternyata palsu. Pernahkan Anda dijanjikan oleh seseorang akan sesuatu? sewaktu hari H-nya ternyata janjinya palsu. Pernahkan Anda minum obat, setelah kita minum malah kesakitan? setelah dicek ternyata obatnya palsu. Pernahkah Anda diberi alamat rumah oleh seorang kenalan atau teman? begitu kita datangi rumahnya ternyata alamat yang diberikan palsu. Apa yang Anda rasakan saat mengalami momentum tersebut? Biasanya rasa kesal, sebal, jengkel, geregetan, marah, kecewa akan berkecamuk menyesakkan dada.

Ya, biasanya yang palsu akan bikin berang dan yang asli bikin tenang. Yang palsu bikin meradang dan yang asli bikin senang. Yang palsu bikin nangis dan asli bikin senyum manis. Yang palsu bikin merana dan yang asli bikin gembira. Tapi yang akan kita bahas ini beda, tidak seperti biasanya. Yang palsu bikin meradang dan yang asli bikin berang. Yang palsu bikin keki dan yang asli bikin rugi. Yang palsu bikin nyesak yang asli bikin sesat. Yang palsu bikin kesal dan yang asli bikin sial. Apakah itu? Ya Anda benar, jawabannya adalah praktik perdukunan.


Menyesal Akibat Dukun Nakal

Berikut ini laporan dari media massa terkait hal tersebut. KOMPAS.com - Kapolsek Jatiuwung, Tangerang, Kompol Aditya Sembiring mengatakan, 10 korban pencabulan dukun berinisial SD menjalani trauma healing. "Untuk para korban 10 orang kami koordinasi dengan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kota Tangerang membantu kami memberikan konseling," kata Aditya, Rabu (21/10/2020). Aditya menambahkan, pemberian trauma healing untuk para korban dinilai penting demi meminimalisir dampak kejadian pencabulan yang dialami. Para korban merupakan perempuan yang berusia dewasa, berkisar 21-40 tahun. Si Dukun mengaku bisa menyembuhkan penyakit Covid-19.

Solopos.com – Pasien yang menjadi korban pencabulan dukun cabul dari Bondowoso, Jawa Timur, mengaku merasa terhipnosis. Dia diantar suaminya bertemu dukun tersebut di suatu hotel di kawasan Situbondo, Selasa (21/7/2020). Korban adalah seorang wanita berusia 30 tahun asal Bondowoso. Dia menemui dukun itu untuk mengobati penyakit asam lambung. Kala itu, dukun dan pasien sama-sama memesan kamar. Tetapi selama pengobatan berlangsung, suami korban diminta menunggu di kamar pesanan dukun cabul Bondowoso itu. Sementara pengobatan dilakukan dilakukan di kamar pesanan korban. Dukun berinisial AR, 40, itu memasukkan sebutir telur ke kemaluannya. Selanjutnya pelaku meminta korban mengeluarkan telur itu, dengan bantuannya.


Dibikin Malu oleh Dukun Palsu

news.detik.com - Dua warga Pujon, Kabupaten Malang, diciduk polisi. Mereka menipu tetangganya hingga belasan miliar rupiah. Modus yang mereka lakukan adalah mengaku sebagai dukun yang mempunyai samurai hasil ritual. Samurai itu, jika dijual, harganya bisa triliunan rupiah. Kedua tersangka adalah Atim Hariyono dan Sugeng Sutrisno, warga Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Untuk meyakinkan korban, Atim mengaku bias menggandakan uang dengan syarat melalui sebuah ritual. Hampir 4 tahun lamanya, kedua tersangka memperdaya korban. Selama itu juga, kedua pelaku berhasil mengeruk uang Rp 18 miliar. Korban percaya pelaku bisa mengeluarkan samurai dari alam ghaib yang nanti bisa dijual dengan harga Trilyunan rupiah.


Sekarat di Tangan Dukun Sesat

tirto.id - Bagi warga Sumatera Utara, Suradji bukan sembarang orang. Ia, yang biasa akrab disapa Dukun AS, adalah tersangka pembunuhan berantai dengan korban tewas sebanyak 42 orang. Semua korbannya adalah perempuan. Aksi keji itu ia lakukan dalam kurun waktu 1986-1994 di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Motif pembunuhan didasari klaim Suradji atas wangsit dari mendiang ayah yang memerintahkannya untuk membunuh 70 perempuan agar jadi sakti mandraguna.  “Kami, majelis hakim, memutuskan bahwa saudara terdakwa dijatuhi hukuman mati!” Haogoaro Harefa, hakim ketua yang memimpin jalannya persidangan pada 24 April 1998 tersebut memutuskan perkara dengan mantap. Gemuruh tepuk tangan para hadirin pun langsung memadati ruang sidang.

news.detik.com - Mahkamah Agung (MA) menghukum mati Muslimin (50) karena membunuh 3 orang di Batang, Jawa Tengah (Jateng). Muslimin mengaku sebagai dukun yang bisa menggandakan uang. Hal itu terungkap dalam berkas putusan yang dilansir website MA, Kamis (27/8/2020). Muslimin membunuh tiga orang yaitu Slamet, Lutfi Abdillah dan Restu Novianto. Pembunuhan itu dilakukan kurun 2014-2017 tidak jauh dari rumahnya di Dukuh Segan, Desa Sawangan, Gringsing, Batang. Slamet awalnya datang ke Muslimin meminta uangnya digandakan. Slamet membawa uang cash Rp 140 juta ke rumah Slamet dengan harapan uang itu bisa dilipatgandakan. Saat Slamet sedang semedi ritual, Muslimin memukulnya dengan kayu sehingga Slamet tersungkur. Sejurus kemudian, tubuh Slamet dimasukkan ke dalam lobang dan dikubur. Uang Rp 140 juta digondol Muslimin untuk beli tanah dan rumah.


Wahai Umat, Ingat Pesan Nabi Muhammad saw.

Kita tidak menutup mata bahwa ada banyak kesaksian (testimoni) dari orang sekitar tentang keberhasilan mereka setelah memanfaatkanjasa perdukunan. Ada orang yang mengaku sembuh setelah berobat ke dukun. Ada orang yang mengaku naik jabatan setelah dilakukan ritual perdukunan. Itu memang ada, tapi bukan berarti aktifitas itu dibolehkan oleh agama. Sama dengan maling, copet, perampok, koruptor yang berhasil menggondol uang jutaan bahkan miliaran rupiah. Keberhasilan mereka tidak bisa dijadikan legalitas keabsahan perilaku mereka. Agama tetap mengharamkannya, dan negera juga tetap melarangnya. Dan para pelakunya kalau tetangkap, pasti diberikan hukuman setimpal.

Allah telah mengharamkan praktik perdukunan, dan Rasulullah saw. juga dengan tegas melarang umatnya untuk datang ke dukun atau menggunakan jasa perdukunan. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang datang ke peramal atau dukun, lalu membearkan apa yang dia katakan, maka ia telah kufur pada apa yang diturunkan pada Muhammad (Qur’an dan Hadits).” (HR. Hakim dan Bazzar, dishahihkan Imam al-Haitsami). Jadilah Pengikut Rasulullah saw., jangan jadi pengikut Dukun, entah itu Dukun Palsu atau Dukun Asli. Wallohul musta’an

Serial Jinnipedia Islami(19)



Inilah 10 Permintaan Iblis Saat Diturunkan ke Bumi

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI, 081225211779)

Ketika Iblis enggan untuk sujud menghormat kepada Adam as. karena kesombongan dan kedengkiannya, maka Allah mengeluarkan Iblis dari Surga. “Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai makhluk terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi Neraka Jahanam dengan kamu semuanya". (QS. al-A’raf: 18). Lalu dimana Iblis dan keturunannya ditempakan? Jawabannya di ayat selanjutnya.

Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” (QS. al-A’raf: 24 – 25). 

Saat Iblis diturunkan ke Bumi dan ditanggunguhkan ajalnya sampai Kiamat nanti, ia punya permintaan khusus kepada Allah. Apa permintaannya? Simak jawaban Rasulullah saw. ini. 


Inilah Sepuluh Permintaan Iblis

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya ketika Iblis telah diturunkan ke Bumi, ia berkata: wahai Tuhanku, Engkau telah menurunkan aku ke Bumi dan Engkau jadikan aku makhluk terkutuk, maka berilah aku rumah. Tuhan berkata: Kamar mandi (Toilet). Iblis berkata: Berilah aku tempat nongkrong. Tuhan menjawab: Pasar-pasar atau Mall dan perempatan jalan. Iblis berkata: Berilah aku makanan. Tuhan berkata: Setiap makanan yang tidak disebut nama Allah atasnya. Iblis berkata: Berilah aku minuman. Tuhan berkata: Setiap minuman yang memabukkan.

Iblis berkata: Berilah aku seruan. Tuhan berkata: Seruling-seruling. Iblis berkata: Berilah aku bacaan. Tuhan berkata: Syair-Syair. Iblis berkata: Berilah aku tulisan. Tuhan berkata: Tato. Iblis berkata: Berilah aku ucapan. Tuhan berkata: Kedustaan atau Kebohongan. Iblis berkata: Berilah aku Rasul (Utusan). Tuhan berkata: Para Dukun. Iblis berkata: Berilah aku perangkap. Tuhan berkata: Para wanita.” (HR. Ibnu Abid Dunya, Ibnu Jarir, Ibnu Mardawaih dan Thabrani, tapi Imam al-Haitsami mendhaifkannya karena ada sanad yang lemah yaitu Ali bin Yazid al-Alhani, Kitab Majma’uz Zawaid: 8/ 36). 

Meskipun para Ulama’ mendhaifkan sanad hadits tersebut, tapi banyak di antara mereka yang menjelaskan tentang kebenaran konten hadits tersebut. Dan penjelasan itu pun didukung dengan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih sehingga penjelasan itu menarik untuk kita pelajari dan kita tadabburi bersama sebagai bagian dari ajaran Syari’at kita. Di antara mereka adalah Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah dalam Kitab Ighatsatul Lahfan, Jilid 1 halaman: 251. 


Inilah Penjelasan Imam Ibnu Qayyim rahimahullah

Imam Ibnu Qayyim menukil riwayat tersebut dari Imam Ibnu Abid Dunya dalam kitabnya, yaitu Makayidus Syaithoni wa Hiyaluhu. Setelah menukil riwayat tersebut di Kitabnya, beliau berkata: Syawahid (Penguat) kebenaran atsar atau riwayat tersebut sangat banyak, bahkan dari setiap point yang tercantum dalam riwayat tersebut ada penguat dalilnya, baik dari as-Sunnah atau dari al-Qur’an.” Lalu beliau membahasnya setiap point dari 10 permintaan Iblis tersebut satu-persatu. Bagi yang mau menyimak rincinya, silakan merujuk Kitab Ighotsatul Lahfan halaman 251 – 254 (Kitab Versi Bahasa Arabnya). 

Ini di antara uraian penjelasan Imam Ibnu Qayyim: “Bagaimana bisa Dukun-Dukun itu bisa menjadi Rasul-Rasul Iblis? Karena orang-orang yang menyekutukan Allah menjadikan mereka sebagai rujukan, datang ke mereka saat ada masalah besar dalam kehidupan, mereka membenarkan ucapan para Dukun, berhukum (minta petunjuk) ke mereka dan mempercayai apa yang mereka katakan, sama persis seperti yang dilakukan oleh para pengikut Rasul kepada Rasul mereka. 

Bahkan mereka yakin bahwa para Dukun itu mengetahui hal-hal yang ghaib, mampu mengungkap misteri yang akan terjadi yang tidak mereka ketahui. Mereka di mata orang-orang musyrik seperti seorang Rasul. Dan memang para Dukun adalah benar-benar utusan Syetan (Iblis), yang diutus kepada mereka yang percaya agar mendustakan ajaran Rasul yang sebenarnya, dan membenarkan apa yang dikatakan Dukun. Mereka diutus Syetan agar manusia berpaling dari ajaran Rasul, dan membenarkan apa yang dikatakan Dukun, terutama terkait dengan hal yang ghaib.” (Kitab Ighotsatul Lahfan min Mashoyidisy Syaithon: 1/ 253)


Rasul Siapa yang Mau Kita Ikuti?

Setelah kita mengetahui bahwa ada dua jenis Rasul yang ada di dunia ini, yaitu Rasul Allah (yaitu Muhammad shalallallahu ‘alaihi wa sallam) dan Rasul Iblis, yaitu para Dukun, berarti kita harus ambil keputusan tegas, apakah kita mau jadi pengikut Rasul Allah atau menjadi pengikut Rasul Iblis. Yang jelas kita tidak mungkin ikut keduanya, karena misi keduanya sangat jauh berbeda. Rasul Allah mengajak kita untuk menyembah Allah semata (Tauhid) dan membimbing kita ke Surga. Sedangkan Rasul Iblis mengajak kita untuk menyembah Iblis (Syirik) dan menyeret kita ke Neraka. Sungguh sangat Jauh berbeda seperti jauhnya Timur dan Barat.

Makanya DR. Umar Sulaiman al-Asyqor rahimahullah menegaskan dalam kitabnya: “Sesungguhnya manusia itu terbagi menjadi 2 bagian. Yaitu; pengikut para Dukun dan pengikut para Rasul. Dan seorang hamba tidak mungkin menjadi pengikut Dukun sekaligus menjadi pengikut Rasul. Mereka akan jauh dari petunjuk Rasul saw. sedalam kedekatan mereka dengan Dukun. Dan mereka akan menjadi pendusta Rasulullah sedalam pembenaran mereka pada ucapan Dukun.” (Kitab Alamul Jin was Syayathin: 121). Ambil keputusan sekarang, jangan sampai jadi penyesalan setelah kematian, agar kita digolongkan sebagai Umat Muhammad yang mendapat Syafaatnya di Akhirat.

Kamis, 18 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (18)


 

Jin dan Dukun, Simbiosis Mutualisme

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI dan Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari Simbiosis adalah keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme yang berbeda. Sedangkan Mutualisme adalah hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan antara dua organisme, misalnya semut dan kutu daun. Jadi Simbiosis Mutualisme adalah hubungan atau interaksi antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan antara satu dan lainnya.

Bagaimana Jin dan Dukun bisa jadi simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan satu sama lainnya? Bukankah mereka adalah makhluk yang beda spesies, beda materi ciptaannya dan beda alam kehidupannya. Jin makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari Api, sedangkan Dukun adalah manusia yang nyata dan diciptakan Allah dari tanah yang berprofesi di dunia perdukunan. Meskipun mereka makhluk yang berbeda alam, tapi mereka bisa saling berhubungan satu sama lain.


Kemesraan Jin dan Dukun Klenik

Simaklah bagaimana Allah membuka kedok kemesraan Jin dan manusia dalam menyesatkan manusia lainnya dari jalan yang benar di ayat berikut. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS. al-An’am: 112).

Lalu di ayat lain, Allah menceritakan bagaimana nasib manusia yang kerjasama dengan Syetan Jin saat di Dunia di Akhirat nanti: “Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An’am: 128


Ini Penjelasan Ulama’ Tafsir

Imam Ibnul Jauzi rahimahaullah berkata bahwa ada 3 pendapat dalam penafsiran Istimta’ (Manusia dan Jin saling dapat kesenangan satu sama lain) yang terdapat pada ayat tersebut. 

Pertama, istimta’ manusia pada Jin adalah saat manusia bepergian dan melewati lembah dan mereka ingin menginap di tempat tersebut, agar aman mereka berkata: Aku berlindung kepada yang menghuni tempat ini dari kejahatan yang ada. Sedangkan istimta’ Jin pada manusia adalah kebanggan mereka karena diperlakukan manusia sebagai sosok yang agung. Mereka berkata kepada kaumnya: Kita telah mengungguli manusia, sehingga mereka minta perlindungan kepada kita. Inilah pendapat Imam Ibnu Abbas, Muqotil dan al-Farra’

Kedua, Istimta’nya Jin pada manusia adalah taatnya manusia kepada mereka untuk berbuat kesesatan dan kemaksiatan. Sedangkan Istimta’ manusia pada Jin adalah Jin telah membantu urusan manusia saat mengahadapi kesulitan hidup, sehingga manusia merasa mudah untuk meraih yang diinginkannya. Ini pendapat Imam ‘Atha’, Muhammad bin Ka’ab dan az-Zajjaj.

Ketiga, istimta’ Jin pada manusia adalah keberhasilan syetan Jin dalam menyesatkan manusia. Sedangkan istimta’ manusia pada Jin adalah datangnya pertolongan Jin pada manusia dalam berpraktik Sihir dan Perdukunan serta yang sejenisnya. Berarti yang dimaksud dengan Jin di Ayat ini adalah Syetan. ” (Lihat Kitab Tafsir Zadul Masir: 2/ 412). 


Definisi Dukun Menurut Bahasa dan Istilah 

Dukun adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 362). Sedangkan Imam al-Jurjani rahimahullah mendefinisikan Dukun adalah orang yang mengabarkan hal-hal yang akan terjadi di masa depan, ia mengaku mengetahui rahasia-rahasia atau hal-hal yang ghoib. (Kitab at-Ta‘rifat: 183). 

Imam Ibnul Manzhur rahimahullah berkata: Dukun adalah orang yang memberi kabar tentang apa yang ada di sekitar kita yang berkaitan dengan masa depan, ia mengaku bahwa dirinya mengetahui rahasia-rahasia ghoib. (Kamus Lisanul Arab: 309-310).


Ragam Jenis Dukun di Masyarakat

Istilah Dukun bukan hal yang asing di masyarakat kita, sangat familier dan dikenal oleh semua kalangan. Banyak orang yang menganggap bahwa orang yang punya keahlian tertentu itu disebut Dukun. Sehingga ada banyak ragam Dukun yang jasanya banyak dimanfaatkan masyarakat. Jadi tidak semua dukun itu klenik, atau berkolaborasi dengan Jin dan Syetan. Penyebutan dukun bagi mereka hanya istilah saja yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. 

Misalnya istilah Dukun Bayi (Beranak), yaitu orang yang diyakini bisa membantu persalinan ibu-ibu yang mau melahirkan. Karena dahulu masyarakat kita merasa kesulitan untuk mengakses jasa bidan atau dokter, sehingga mereka memilih bantuan jasa tradisional untuk proses persalinan. Dan di pedasaan atau pelosok masih banyak yang menggunakan jasa ini, sedangkan masyarakat di perkotaan lebih memilih jasa Bidan atau Dokter di Klinik dan di Rumah Sakit bersalin.

Dukun Pijat (Urut), yaitu orang yang punya keahlian memijat atau mengurut orang yang kecapekan atau badannya pegal-pegal agar terasa ringan, rileks dan segar kembali. Ada juga istilah Dukun patah tulang, yaitu orang yang punya keahlian untuk menobati orang yang jatuh atau kecelakaan dan mengalami keseleo, patah tulang atau tulangnya bergeser dari posisinya. Ada juga istilah Dukun Calak atau Dukun Sunat, yaitu orang yang punya keahlian untuk mengkhitan anak laki-laki. Meskipun mayoritas mereka tidak menggunakan kekuatan ghaib dalam praktiknya, tapi mereka kerap disebut sebagai Dukun. Wallahu ‘alam.

Rabu, 17 Februari 2021

Serial Jiinipedia Islami (17)


 

Hukum Menjadi Utusan Jin dalam Islam


By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI dan Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)

Siapakah yang dimaksud dengan Utusan Jin (baca; Rasul Iblis)? Adakah manusia yang dengan sadar dan sengaja mau menjadi Rasul Iblis? Lalu bagaimana hukum profesi tersebut dalam Syari’at Islam? Dan hukum uang atau penghasilan yang didapat dari profesi tersebut? Simaklah pernyataan dari DR. Umar Sulaiman al-Asyqor rahimahullah berikut. “Siapa yang mempelajari Sejarah manusia pasti dia mengetahui bahwa Dukun-dukun dan Tukang Sihir berperan seperti para Rasul (Utusan), tapi mereka adalah Para Rasul Syetan.

Suara (petunjuk) Para Tukang Sihir dan Para Dukun didengar oleh para pengikutnya, mereka menghalalkan sesuatu dan mengharamkannya, dan mereka mengambil imbalan atau upah dari profesinya, bahkan mereka menyuruh para pengikutnya dengan ritual atau ibadah tertentu yang diridhoi oleh syetan. Ada yang menyuruh untuk memutus tali silaturrahim, melecehkan dan menodai kehormatan. Al-Aqqod telah menjelaskan hal itu dalam kitabnya yang berjudul Iblis.” (Kitab Alamul Jin wasy Syayathin: 121)


Hukum Membuka Praktik Perdukunan

Apa hukumnya membuka praktik Perdukunan? Majlis Ulama’ Indonesia (MUI) sudah menegaskan bahwa hal itu Haram hukumnya. Fatwa tentang Perdukunan (Kahanah) telah dikeluarkan MUI pada Munas ke VII tahun 2005, yaitu segala bentuk praktik perdukunan (Kahanah) dan peramalan ('Irafah) hukumnya Haram. Mempublikasikan praktik perdukunan dan peramalan dalam bentuk apapun hukumnya Haram. Memanfaatkan dan menggunakan atau mempercayai segala praktik perdukunan dan peramalan hukumnya Haram. (Lihat htp://mui.or.id),

Dalam hadits yang shahih, Rasulullah saw. telah menegaskan akan haramnya membuka praktik perdukunan atau menjadi utusan Iblis di tengah masyarakat atau yang memanfaatkan jasa perdukunan, bahkan Rasulullah saw. tidak mengakui mereka sebagai bagian dari ummatnya. Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Bukan golongan kami orang yang berpraktik sihir dan yang memanfaatkan jasa tukang sihir, dan orang yang bertathoyyur (meramal) atau memakai jasa peramal, dan orang yang berpraktik perdukunan dan memakai jasa Dukun.” (HR. Bazzar dan dishahihkan oleh Imam al-Haitsami)

Bahkan Rasulullah saw. juga menegaskan bahwa para Dukun itu kalau tidak segera bertaubat sebelum ajal tiba, maka mereka akan mati masuk Neraka. Simaklah riwayat berikut: “Suatu hari datanglah sekelompok orang ke Nabi saw. Mereka menganggap bahwa Rasulullah termasuk orang yang bisa mengetahui hal ghaib. Mereka menyembunyikan sesuatu di genggaman tangan, mereka berkata pada Nabi, “Beritahu kami, apa yang kami sembunyikan? Dengan lantang Rasulullah saw. bersabda: ‘Sesungguhnya aku bukanlah Dukun. Karena Dukun dan orang yang berpraktik perdukunan semuanya tempatnya di Neraka.” (HR. Tirmidzi)


Penghasilan Dari Praktik Perdukunan

Apakah Anda masih ingat tentang Fenomena Dukun Cilik Ponari dari Jombang Jawa Timur yang sempat Viral di Media Massa dan Media Sosial? Karena membludaknya pasien Ponari, kehidupan Ekonominya pun berubah drastis. Simak laporan Kompas.com berikut: Keluarga menyebut hasil dari pengobatan Ponari sempat terkumpul uang Rp 1 miliar lebih. Dengan uang sebanyak itu, dia mampu membangun rumah yang sangat layak, membeli dua bidang sawah seluas dua hektar, sepeda motor, dan perabotan rumah tangga. Ya, dari praktik perdukunannya, Ponari jadi kaya mendadak.

Di negeri yang notabene sebagai populasi Muslim terbesar di Dunia, masih banyak ‘Ponari-Ponari’ lain, bahkan lebih kaya, sampai ada yang bisa membangun Istana dari hasil perdukunan. Hasil praktik perdukunan memang manis rasanya, karena banyaknya masyarakat kita yang percaya dan yakin dengan kinerja para Dukun, sehingga mereka rela berjubel dan antri di tempat praktik Dukun. Bahkan kalau harus bayar mahal untuk biaya ritual pengobatan mereka mau. Profesi perdukunan menjadi profesi yang menjanjikan secara Finansial. Makanya banyak bermunculan praktik ‘Dukun Palsu’ agar bisa mengeruk harta pasien yang datang.

 Lebih dari 20 tahun Penulis melayani praktik Ruqyah Syar’iyah, di antara pasien yang datang menceritakan perjalanan mereka mencari pengobatan. Ada yang telah datang ke beberapa orang dukun, bahkan ada yang bilang telah berobat ke seratus dukun, tapi sakit mereka tak kunjung sembuh juga. Ada yang sudah habis ratusan Juta bahkan Miliaran rupiah untuk membayar jasa Dukun terkenal dan tenar. Tapi untuk terapi Ruqyah Syar’iyah mereka punya prinsip sendiri: Ruqyah Syar’iyah kan terapi Qur’an, maka baiknya para Ustadz ikhlas dan tidak usah dibayar. Yang Haram mereka mau bayar mahal, sedangkan Ruqyah Syar’iyah yang Halal minta digratiskan. Ironis memang, aneh tapi nyata.

Lalu bagaimana hukumnya Uang hasil dari praktik Perdukunan, halal atau haram? Simaklah hadits Rasulullah berikut: Abu Hurairah ra. menyampaikan bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak Halal uang hasil penjualan Anjing, dan hasil dari perdukunan, dan hasil dari pelacuran.” (HR. Abu Daud, dan dishahihkan Syekh al-Albani). Dan di riwayat lain, Abu Mas’ud ra. berkata: Bahwasannya Rasulullah saw. mengharamkan uang hasil penjualan Anjing, hasil pelacuran (prostitusi), dan uang hasil praktik perdukunan.” (HR. Bukhari).

Jadi Haram hukumnya berprofesi sebagai Dukun atau orang yang berpraktik perdukunan, dan uang yang dihasilkan juga haram hukumnya jika mereka konsumsi, baik untuk dirinya sendiri, untuk menafkahi keluarganya, atau untuk disumbangkan ke fakir miskin atau dana sosial lainnya. Bahkan Rasulullah saw. menyandingkannya dengan uang hasil penjualan Anjing dan hasil Prostitusi. Yang mendatangi dukun atau orang yang memanfaatkan jasa perdukunan juga dilarang, bahkan Rasulullah saw. tidak mengakui mereka sebagai ummatnya. Na’udzu billahi min dzalik.

Sabtu, 13 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (16)



Cara Menutup Mata Jin Genit dan Mesum

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)

Aurat berasal dari Bahasa Arab, yang artinya bagian tubuh yang tidak boleh tampak dalam hukum Islam (jadi harus selalu tertutup). Aurat juga bisa bermakna kemaluan. (Lihat Kamus Umum Bahasa Indonesia: 91). Begitulah normalnya manusia yang mengaku beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, merasa malu jika auratnya kelihatan apalagi sengaja memperlihatkannya. Meskipun saat ini sudah banyak orang yang sudah tidak malu memperlihatkan auratnya di depan publik, mereka sudah kehilangan rasa malu, dan tidak takut akan adzab Neraka di akhirat nanti.

Simaklah ancaman keras dari Rasulullah saw. berikut: “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu. Pertama:  Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (yaitu Penguasa yang zhalim dan kejam). Kedua: Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung ke perbuatan maksiat dan memancing orang lain berbuat maksiat, rambutnya seperti punuk Unta. Mereka tidak akan masuk Surga, bahkan tidak dapat mencium wanginya Surga, padahal aroma Surga itu sudah tercium dari sekian jauh perjalanan.” (HR. Muslim). Na’uudzu billaahi min dzaalik.


Ada Jin Mesum yang Matanya Jelalatan

Ketahuilah bahwa kita hidup di dunia ini bersama yang nyata (tampak mata) dan yang ghaib (tak nampak mata). Mereka ada bersama kita, termasuk saat kita berada di kamar pribadi yang tertutup dan terkunci. Dan saat kita di Toilet atau kamar mandi yang kecil dan sempit. Saat kita membuka baju alias telanjang di kamar, tidak ada mata manusia lain yang melihat. Begitu pula saat kita lepas pakaian di Toilet atau kamar mandi, tak ada mata genit manusia lain yang memandang. Aurat kita aman dari pandangan mereka insya Allah.

Tapi ternyata ada makhluk lain selain manusia yang harus kita waspadai pandangannya, mereka bisa bebas menikmati lekuk tubuh kita dan melihat detil aurat kita. Siapakah mereka itu? Mereka adalah Syetan-Syetan Jin bermata genit dan nakal. Mereka bisa berada di kamar ganti baju kita, dan mereka bisa berada di Toilet saat kita telanjang sedang buang hajat, atau saat kita tanpa busana di kamar mandi. Mereka dengan bebas memandang aurat kita. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.

Ada beberapa kasus pernah dialami pasien yang datang ke Penulis yang minta diterapi Ruqyah Syar’iyah. Di antara faktor gangguan Jin yang menimpa pasien adalah Jin itu jatuh cinta kepada pasien. Ya, ada jin yang tertarik dengan manusia lalu ia merasuki tubuh manusia tersebut. Sehingga orang yang dirasuki Jin tersebut susah dapat jodoh. Atau sudah berumah tangga, tapi tidak harmonis dan sering terjadi pertengkaran sehingga akhirnya bercerai. 

Saat diterapi ruqyah, Jin yang merasuki pasien tersebut ada ngomong bahwa dia telah jatuh cinta pada pasien. Dia gak rela kalau pasien itu nikah sama orang lain. Tidak hanya kaum wanita yang mengalami gangguan seperti itu, kaum pria juga ada. Bahkan yang membuat Penulis kaget, bahwa pernah ada Jin yang merasuki tubuh pasien, yang mengaku bahwa dia telah lama memperhatikan pasien saat telanjang di kamar dan saat mandi. Lalu ia tertarik dengan keindahan tubuhnya. Wallahu a’lam. 

Cara Menutup Mata Jin Genit

Masya Allah... Syari’at Islam sungguh luar biasa. Sangat lengkap dan sempurna, apa yang kita perlukan telah disiapkan oleh Yang Maha Mengetahui dan Maha Luas ilmu-Nya, yaitu Allah ta’ala. Termasuk bagaimana cara kita mengamankan diri dari jelalatannya Mata Jin yang Genit dan mesum, saat kita buka dan ganti baju di kamar, atau saat kita buka busana di Toilet dan kamar mandi. Caranya sangat simpel dan sederhana, tapi paten dan manjur khasiat dan kegunaannya. Bagaimana caranya?

Perhatikanlah cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. berikut: “Penutup antara Mata Jin dan aurat anak adam adalah apabila ia mau masuk Toilet hendaklah membaca: Bismillah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishahihkan Syekh al-Albani). Di riwayat lain: “Penutup antara aurat anak Adam dan Mata Jin apabila ia melepaskan pakaiannya hendaklah ia membaca: Bismillah.” (HR. Thabrani, Ibnu Abi Syaibah dan dihasankan Imam al-Haitsami).

Hanya membaca Bismillah? Betul, hanya membaca Bismillah kita akan aman dari Mata Genit Syetan Jin. Sangat simpel dan sederhana, namun sarat nilai Tauhid dan bersih dari ritual syirik. Itulah petunjuk yang benar dan harus kita yakini kebenarannya, lalu kita amalkan dan praktikkan dalam keseharian. Kita ajarkan kepada generasi-generasi kita agar mereka melek Sunnah dan mau menghidupkannya sebagai life style generasi milenial yang islami.

Apakah bacaannya boleh dilengkapi dengan: Bismillahir rahmanir rahim? Simak jawaban dari Imam al-Munawi rahimahullah: Kenapa cukup dengan Bismillah, karena itu akan berfungsi sebagai penghalang (penutup) bagi Anak Adam, dan Syetan Jin tak akan mampu membuka atau menyingkapnya. Sebagian Ulama’ Syafi’iyah berkata: Tidak ditambah dengan ar-Rahmanir Rahim (hanya dengan Bismillah), karena bukan tempat berdzikir (maksudnya; Toilet), dan mencukupkan diri dengan tekstual hadits yang ada.” (Lihat Kitab Tuhfatul Ahwadzi: 3/ 184). Wallohul Must’an.

Jumat, 12 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (15)

 


Toilet Tempat Favorit Syetan Jin


By. Hasan Bishri, Lc.

(Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)

Zaid bin Arqom ra. berkata: Bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Toilet itu tempat favorit Syetan. Apabila di antara kalian memasukinya, maka bacalah: Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari (kejahatan) Syetan Pria dan Syetan Wanita.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ahmad, Thabrani, Hakim, Nasa-i, Baihaqi, Abu Ya’la dan hadits ini dishahihkan Syekh al-Arnauth)

“Kalimat al-Khubuts dan al-Khobaits dalam hadits tersebut bisa dibaca: al-Khubtsu atau al-Khubuts. Keduanya benar menurut para Ahli Bahasa. Al-Khubutsu bentuk Jama’ (plural) dari al-Khobits, adapun al-Khobaits bentuk jama’ dari al-Khobitsah. Sedangkan arti dari al-Khubutsu wal Khobaits adalah Syetan Pria dan syetan Wanita.” (Lihat Kitab Syarun Nawawi ‘ala Shahihi Muslim: 2/ 93). 

tentang makna al-Khubutsu wal Khobaits, seperti yang dijelaskan juga oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqolani dalam Kitab Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari: 1/ 230. Begitu pula yang disampaikan oleh Prof. DR. Musa Syahin, Pengarang Kitab Fathul Mun’im ‘ala Shahihi Muslim: 2/ 422. Sehingga agak aneh kalau ada yang menolak makna tersebut, lalu al-Khubuts wal Khobaits diartikan dengan Kuman, Bakteri dan Virus yang ada di kamar mandi atau toilet.


Urgensi Berdo’a Saat Masuk Toilet

Sudah lebih dari 20 tahun Penulis melakukan praktik Ruqyah Syar’iyah, dan sudah ratusan ribu pasien yang telah Penulis terapi atau obati. Di antara sekian banyak pasien itu, banyak di antara mereka yang menceritakan bahwa gangguan yang mereka alami berawal dari Toilet atau WC. Saat mereka di dalam Toilet, mereka mengalami ketakutan karena ditampaki sosok menyeramkan. Atau saat mereka buang hajat, tiba-tiba mereka mendengar suara-suara ghaib atau bisikan-bisakan. Atau begitu mereka keluar dari Toilet, mereka merasa berat di pundak atau pusing di kepala, seperti ada sesuatu yang nemplok atau mendekapnya.

 (Syetan pria dan wanita) di Toilet telah ditegaskan oleh Rasulullah dalam haditsnya yang shahih, maka kita tidak boleh mengingkari atau menolak kebenarannya. Meskipun kita tidak pernah melihat secara langsung wujud dari Syetan tersebut di Toilet, atau kita tidak pernah mengalami gangguan tertentu saat di Toilet. Itu adalah fenomena ghaib yang tidak bisa kita indra dengan panca indra kita, tapi karena Rasulullah saw. telah mengabarkannya, maka harus kita imani dan percaya akan kebenarannya. Sehingga penting sekali berdo’a sebelum memasuki Toilet atau tempat buang hajat, agar kita selalu dilindungi oleh Allah.

Ada yang pernah bertanya: Bukankah saat kita di dalam Toilet, kita tidak boleh berdzikir atau baca do’a tertentu? Lalu kenapa ada dzikir saat di Toilet? Mari kita simak jawaban dari Imam Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah berikut ini: “Jika kita buang hajatnya (berak atau kencing) di tempat yang telah disiapkan secara khusus (seperti Toilet atau WC), maka kita membaca do’anya sebelum memasuki tempat tersebut. 

Tapi jika kita buang hajatnya bukan di bangunan khusus (di tempat sepi atau di tempat lain yang memungkinkan), maka kita membaca dzikir atau do’anya sebelum buang hajat, saat menyingsingkan celana atau membuka resletingnya. Dan inilah pendapat Mayoritas Ulama'. Tapi jika kita lupa, dan teringat saat telah masuk Toilet, maka kita mebaca dzikirnya di dalam hati (tidak disuarakan). (Lihat Kitab Fathul Bari: 1/ 230). Dan ini berlaku di Toilet manapun, di hotel berbintang atau di rumahan. Di tengah hutan atau di perkotaan. Suasana Toiletnya sedang sepi atau sedang ramai.


Inilah Kalimat Dzikir Atau Do’anya

Ada beberapa versi terkait susunan redaksi kalimat dzikir atau do’a masuk Toilet. Setidaknya ada 3 macam versi yang tidak jauh berbeda satu sama lain, dan semua versi itu termaktub dalam hadits yang shahih, sehingga kita boleh memilih versi mana saja yang kita mau. Berikut ini ragam kalimat dzikir atau do’a berdasarkan hadits yang shahih.

dan inilah versi yang paling polpuler atau yang selama ini kita baca. Yaitu: “Alloohumma innii a’uudzu bika minal khubutsi wal khobaaits”. Yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (kejahatan) Syetan pria dan Syetan wanita. Ini berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, Imam Nasa-i, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Ibnu Hibban, Imam Ahmad, Imam Abu Ya’la, Imam thabrani dan Imam Baihaqi rahimahumullah.

Versi Kedua, kalimatnya mirip dengan dzikir atau do’a versi pertama. Yaitu: “A’uudzu billaahi minal khubutsi wal khobaaits”. Yang artinya: Aku berlindung kepada Allah dari (kejahatan) Syetan pria dan Syetan wanita. Ini berdasarkan riwayat Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad, Imam Nasa-i, Imam Ibnu Hibban, Imam Baihaqi, Imam Thabrani, Imam Ibnu Abi Syaibah, Imam Abu Ya’la dan Imam Hakim rahimahumullah. 

Versi Ketiga, ini versi yang tidak terlalu populer karena tidak terdapat dalam Kitab-Kitab Hadits yang terkenal, dengan ada tambahan Bismillah di permulaam dzikir atau do’a. Yaitu: “Bismillah, Alloohumma innii a’uudzu bika minal khubutsi wal khobaaits”. Yang artinya: Dengan nama Allah, Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (kejahatan) Syetan pria dan Syetan wanita. Ini berdasarkan hadits riwayat Imam Ibnu Syaibah dan dishahihkan Syekh al-Albani dalam Kitab Shahihul Jami’is Shaghir: 2/ 860. Wallohu ‘alam.

Rabu, 10 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (14)

 



Bisakah Jin Qorin Diruqyah Atau Dibunuh?

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)


Pada suatu hari, usai mengisi kajian Islam tentang Alam Ghoib, Penulis ditanya oleh seorang Jamaah tentang Jin Qorin. “Ustadz, apakah Jin Qorin kita bisa diruqyah?” Penulis tanya balik, “Untuk apa Bapak mau meruqyah Jin Qorin?” Dia menjawab: Agar Jin Qorin itu minggat dari kehidupan kita. Kalau perlu, Jin Qorin itu dibunuh saja Ustadz agar tidak mengajak kita kepada keburukan dan kemaksiatan. Agak kaget juga Penulis mendengarnya. Tapi itu pertanyaan yang menarik dan Penulis berusaha untuk menjawabnya sesuai sudut pandang Syari’at.

Di Serial sebelumnya sudah kita bahas bahwa Jin Qorin tidak bisa kita islamkan, karena islmnya Jin Qorin itu hanya khusus untuk Rasulullah saw. dan itu merupakan keistimewaan beliau. Sedangkan kita ummatnya, tidak bisa mengislamkan Jin Qorin masing-masing, apalagi mengusirnya atau membunuhnya. Karena keberadaan Jin Qorin itu sudah menjadi sunnatullah. Tapi jangan khawatir, kita bisa melemahkan dan menundukkan Jin Qorin kita, agar keberadaannya seperti ketiadaannya, karena ia menjadi tidak berdaya dan lemah. Lalu Bagaimana cara meruqyah Jin Qorin? agar ia jadi lemah tak berdaya.


Inilah Cara Meruqyah Jin Qorin

Kalau kita meruqyah Jin Qorin bertujuan untuk mengusirnya atau membunuhnya, itu tujuan yang tidak mungkin kita capai. Karena kita berusaha melawan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Jin Qorinnya Rasulullah saw. saja tidak diusir atau dibunuh, Jin itu tetap menemani Rasulullah saw. Tapi kalau kita meruqyah Jin Qorin untuk melemahkannya agar pengaruhnya tidak kuat, maka hal itu bisa kita lakukan dengan izin Allah. 

Simak hadits shahih berikut: Dari Abu Hurairah ra.: Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin bisa melemahkan syetannya, sebagaimana di antara kalian membuat lemah ontanya dalam perjalanan.” (HR. Ahmad dan dihasankan al-Albani, no. 3586). Di rwayat lain: Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: “Syetan itu bercokol di hati anak Adam. Apabila ia berdzikir, maka akan melemah. Tapi jika ia lalai, maka akan melakukan was-was.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan di Ta’liq al-Bukhari dengan sanad yang shahih). 

Ya, hanya dengan dzikrullah kita bisa melemahkan kekuatan Syetan yang berusaha menganggu kita, termasuk melemahkan Jin Qorin yang selalu menyertai kita. Lakukan dzikir-dzikir yang telah diajarkan dan dicontohkan Rasulullah saw. diantaranya; Dzikir setelah shalat lima waktu, Dzikir pagi dan sore, Dzikir jelang tidur, Dzikir pada momentum tertentu. Rasulullah saw. telah menegaskan, “Begitulah seorang hamba, ia tidak bisa melindungi dirinya dari (kejahatan) syetan kecuali dengan dzikrullah.” (HR. Tirmidzi, dan ia menghasankannya)


Ini Akibat Jin Qorin yang Liar

Orang yang tidak bisa menundukkan dan melemahkan Jin Qorinnya, maka perilakuknya akan didominasi oleh bisikan Jin Qorin. Ia akan selalu mengikuti ajakan Jin Qorin, sehingga kemaksiatan demi kemaksiatan ia lakukan. Ia mengira bahwa Jin Qorin di akhirat nanti akan terus setia menemaninya, bahkan berharap Jin Qorin itu bisa menjadi pembelanya dan penyelamatnya dari adzab Neraka. Padahal justru Jin Qorin itu nanti akan berlepas diri darinya, dan merasakan adzab yang sama.

Allah menceritakan hal itu dalam al-Qur’an: “Dan berkatalah syetan tatkala perkara (hisab) telah dilakukan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menngingkarinya.  Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencela aku, akan tetapi celalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku...” (QS. Ibrahim: 22)

Di surat lain, Allah ta’ala juga memberitahukan: “Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, "Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu (Qorin) seperti jarak antara timur dan barat! Memang syetan itu teman yang paling jahat (bagi manusia).” Dan (harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam adzab itu.” (QS. az-Zukhruf: 38-39). Mari kita lemahkan dominasi Jin Qorin dengan memperbanyak dzikrullah seperti yang telah diajarkan Rasulullah.

Selasa, 09 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (13)



 Bagaimana Cara Meislamkan Jin Qorin?

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)


Apakah kita bisa mengislamkan Jin Qorin kita masing-masing? Kalau bisa, bagaimana caranya? Apakah dengan minta bantuan Peruqyah yang ahli, dan kita diruqyah setiap hari, itu bisa menjadikan Jin Qorin kita masuk Islam? Atau dengan melakukan ruqyah mandiri setiap hari Jin Qorin kita akan menjadi muslim yang baik? Sehingga Jin Qorin itu tidak lagi mempengaruhi kita untuk berbuat jahat.

Mungkin pertanyaan itu terinspirasi dari Hadits Nabi saw. berikut ini: Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah setiap kalian, kecuali telah diberi Qorin dari Jin. Mereka (Para Shahabat) bertanya: kepada Anda juga wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kepadaku juga, hanya saja Allah menolongku untuk mengatasinya sehingga ia masuk Islam, dan tidak menyuruhku kecuali pada kebaikan.” (HR. Muslim dan Ahmad)


Simak Penjelasan Imam Nawawi 

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Sabda Rasulullah dalam hadits tersebut: (Fa aslam) bisa dibaca: “fa aslamu atau fa aslama”. Kedua cara baca tersebut adalah riwayat yang sangat terkenal. Kalau dibaca “fa aslamu” artinya: Aku selamat dari kejahatan dan fitnahnya. Sedangkan jika dibaca “fa aslama” artinya: Qarin itu masuk Islam sehingga tidak menyuruh Nabi kecuali pada kebaikan. 

Ketahuilah bahwa Ummat ini telah sepakat bahwa Rasulullah saw. adalah pribadi yang Ma’shum (terjada) dari kejahatan syetan, baik jasadnya, perasaannya dan lisannya. Hadits tersebut menunjukkan bahwa kita harus waspada terhadap fitnah dan tipudaya Qorin. Rasulullah memberitahukannya agar kita bisa menghindari tipudayanya sebisa mungkin.” (Kitab Syarhu Muslim: 6/ 293).

Jadi ada dua poin penting yang harus kita catat dari penjelasan Imam Nawawi di atas. Pertama, jika hadits itu dibaca: Fa Aslamu, berarti Jin Qorin Rasulullah tidak masuk Islam, tetap kafir. Hanya saja Allah menyelamatkan Rasulullah dari bisikan jahatnya. Kedua, jika hadits itu dibaca: Fa Aslama, berarti berkat pertolongan Allah, Jin Qorin Rasulullah bisa diislamkan, sehingga ia tidak menyuruh Rasulullah kecuali yang baik. Apakah ini khusus untuk Rasulullah?


Bisakah Kita Mengislamkan Jin Qorin?   

Kalau Rasulullah saw. bisa mengislamkan Jin Qorinnya, apakah kita bisa mengislamkan Jin Qorin kita masing-masing? Sebagai jawabannya, mari kita simak pernyataan Imam al-Ashbahani rahimahullah, ia berkata: “Yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah: Qorinnya Rasulullah masuk Islam dan beriman, dan hal itu khusus untuk Rasulullah dengan islam dan iman Qorinnya, dan khusus berlaku hanya pada Rasulllah saw.” (Kitab Dalailun Nubuwwah: 1/ 185)

Maka dari itu, kita jangan disibukkan dengan usaha mendakwahi Qorin kita yang dari Jin agar dia masuk Islam. Termasuk berdo’a siang dan malam memohon kepada Allah agar Qorin kita masuk Islam, karena itu adalah usaha yang melampui batas Syari’at. Para shahabat Rasulullah saat mendengar tentang sepak terjang Qorin, mereka tidak minta tolong kepada Rasulullah agar berdo’a kepada Allah demi islamnya Qorin mereka, padahal mereka adalah generasi terbaik dari ummat ini, seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan lainnya radhiyallahu ‘anhum. Mereka tidak menyibukkan diri untuk mendakwahi Jin Qorin atau mengislamkannya.

Oleh karenanya, Imam Nawawi rahimahullah mengajarkankan kepada kita, bahwa hadits tersebut merupakan peringatan keras dari Rasulullah untuk ummatnya agar selalu waspada terhadap Fitnah Qorin dan modus penyesatannya, makanya beliau memberitahukan hal yang ghaib itu (keberadaan Qorin) agar kita bisa menyelamatkan diri dari tipudaya Qorin sebisa mungkin. (Lihat Kitab Syarhu Muslim: 6/ 293). Kalau kita tidak mungkin mengislamkan Jin Qorin kita, mungkinkah kita melemahkan dan melumpuhkan Jin Qorin? Tunggu jawabannya di seri berikutnya insya Allah.

Senin, 08 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (12)



 Siapakah Jin Qorin Anda?

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)


Bagi sebagian orang merasa tidak asing lagi dengan kata Qorin, tapi bagi sebagian lainnya masih merasa asing dengan kata Qorin. Apa itu Qorin? Lalu apa kaitannya dengan kita sebagai manusia? Benarkah Qorin itu adalah saudara kembar kita yang ghaib atau tak kasat mata? Dan apakah setiap manusia itu punya Qorin, atau hanya sebagian saja? Masih banyak lagi pertanyaan lain terkait dengan Qorin yang terkadang muncul di benak kita.

Definisi Qorin menurut bahasa adalah: Yang selalu menemani dan menyertai. Jin Qorin berarti Jin yang selalu menyertai manusia dan tidak meninggalkannya. (Kamus al-Muhith: 1103). Jadi itu bukan saudara kembar manusia yang ghaib, seperti yang diyakini sebagian orang. Bagaimana dikatakan sebagai saudara kembar, padahal Qorin itu beda materi penciptaannya dengan manusia. Lalu bagaimana Syari’at Islam menjelaskan tentang Qorin yang sebenarnya?


Eksistensi Qorin dalam al-Qur’an dan as-Sunnah

Al-Qur’an telah menegaskan keberadaan Qorin dalam hidup manusia, di antaranya adalah: Qarinnya berkata: “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh”. Allah berfirman: Janganlah kalian bertengkar di hadapanku, sedangkan Aku telah memberikan ancaman kepada kalian. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah, dan Aku tidak akan menzhalimi hamba-hamba-Ku.” (QS. Qaf: 27-29).

Rasulullah saw. juga telah menjelaskan bahwa setiap manusia ada Qorin yang selalu menyertainya, termasuk Rasulullah saw. sendiri. Dari Abdullah bin Mas’ud ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang dari kalian kecuali ia disertai patner dari Jin dan patner dari Malaikat. Mereka bertanya: Dan Engkau juga wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Ya, tapi Allah telah menolongku atasnya sehingga ia masuk Islam, dan tidak meyuruhku kecuali pada kebaikan.” (HR. Muslim)


Dua Qorin Manusia, Jin dan Malaikat.

Menurut ayat dan hadits yang tersebut diatas, berarti Qorin yang dimaksud itu bukanlah manusia yang menjadi teman akrab kita, baik itu teman sekolah, teman main, teman kerja atau teman medsos. Qorin yang dimasud adalah sosok yang Allah sertakan manusia dalam hidupnya, dan sosok itu adalah Jin dan Malaikat. Sehingga tidak mungkin kita definisikan Qorin itu sebagai saudara kembar manusia yang ghaib, karena Jin dan Malaikat itu beda materi penciptaannya dengan manusia.


Apa Tugas Qorin dalam Kehidupan Manusia?

Terkait dengan tugas Qorin atau fungsinya, Rasulullah saw. telah menjelaskan hal itu dalam haditsnya: Dari Abdullah bin Mas’ud ra. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya syetan itu punya bisikan bagi anak Adam, begitu pula malaikat. Adapun bisikan syetan adalah mengajak pada keburukan dan mendustakan yang haq. Sedangkan ajakan malaikat adalah mengajak pada kebaikan dan membenarkan yang haq. Siapa yang merasakan adanya ajakan malaikat berarti itu karunia Allah, hedaklah ia memuji Allah. Tapi siapa yang merasakan bisikan syetan, maka berlindunglah kepada Allah dari kejahatan syetan terkutuk. Lalu beliau membaca ayat: “Syetan menjanjikan kefakiran untuk kalian dan memerintahkan kekejian (QS. Al-Baqarah: 268). (HR. Tirmidzi dan ia menghasankannya)

DR. Shalih bin Fauzan al-Fauzan berkata: “Adapun masalah setiap manusia memiliki qorin dari kalangan jin dan qorin dari kalangan malaikat maka hal itu benar, setiap manusia memiliki qorin dari malaikat yang membimbingnya kepada kebaikan dan qorin dari kalangan jin dan syetan yang mengarahkannya kepada keburukan, yang mana yang lebih kuat maka dia yang berjalan bersama manusia itu sebagai ujian dan cobaan dari Allah subhanahu wa ta’ala”. (Sahab.net)

Kita tidak usah heran kalau suatu saat kita merasakan ada pertarungan hebat dalam diri kita. Yang satu memprovokasi kita untuk berbuat jahat (maksiat), dan yang lainnya mengajak kita untuk berbuat taat (kebaikan). Itulah bukti nyata dari keberadaan dua Qorin manusia, yaitu Qorin Jin dan Qorin Malaikat. Dan yang akan menjadi penentu adalah keimanan kita. Jika Iman kita kuat, maka Qorin Malaikat menguat. Tapi jika iman kita lemah, maka Qorin Jin itu yang mendominasi. Lalu bagaimana caranya untuk melemahkan Qorin Jin? Ikuti Serial Jinnipedia Islam selanjutnya insya Allah.

Minggu, 07 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (11)


 

Benarkah Jin Tidak Mati Sampai Kiamat?

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)


Kita harus membedakan antara Iblis dan Jin, sebagaimana yang pernah kita bahas di Serial Jinnipedia Islami yang ke-7 (Beda antara Jin, Iblis dan Syetan). Jin itu komunitas besar, dan di dalamnya ada Iblis, Ifrit dan lainnya. Posisi Iblis dalam komunitas Jin seperti Adam dalam komunitas manusia. Dan yang mendapatkan penangguhan umur sampai Kiamat nanti hanyalah Iblis, bukan Jin keseluruhannya.

Salah kalau kita mengeneralisir bahwa semua jin itu ditangguhkan umurnya sampai Kiamat nanti, sehingga jin-jin yang ada di sekitar kita tidak bisa kita sakiti atau kita bunuh. Mereka adalah makhluk Allah yang punya kekurangan dan keterbatasan. Mereka bukanlah super power yang punya otoritas untuk berbuat seenaknya dan semaunya, termasuk dalam hal mengganggu manusia. Mereka semua dalam pengendalian dan kekuasaan Allah ta’ala.


Hanya Iblis yang Ditangguhkan Kematiannya

Simak dengan seksama firman Allah berikut: Iblis berkata, “Beri tangguh-lah aku sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” (QS. al-A’raf: 14-15). Di surat lain: Iblis berkata: "Ya Rabbku! Kalau begitu, beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman, "Kalau begitu, sungguh kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari yang telah ditentukan." (QS. al-Hijr: 36 – 38

Imam Ibnu Abbas ra. dan Imam as-Suddiy ra. serta ulama’ lainnya berkata: Allah menangguhkan Iblis sampai pada tiupan (Sangkakala) yang pertama, yang mana saat itu semua makhluk mati. Padahal permintaan Iblis semula minta ditangguhkan sampai hari kebangkitan (tiupan Sangkakala kedua), tapi Allah tidak mengabulkannya.” (Kitab Tafsir al-Qurthubi: 7/ 155)


Ini Dalil Kematian Jin

Berikut ini adalah di antara dalil yang menegaskan bahwa Jin secara keseluruhannya akan mengalami kematian seperti manusia, artinya mereka secara keseluruhan tidak ditangguhkan kematiannya. Ibnu Abbas ra. berkata: “Bahwasannya Nabi saw. pernah berkata dalam do’anya: Aku berlindung dengan keperkasaan-Mu yang tiada Tuhan selain Engkau yang tidak mati, sedangkan Jin dan Manusia semua mati.” (HR. Bukhari)

Di hadits shahih lainnya disebutkan: “Ya Allah, untukmu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kemuliaan-Mu yang tiada Tuhan selain Engkau agar tidak menyesatkanku, Engkau Dzat yang Maha hidup dan tak akan mati, sedangkan jin dan manusia semua mati.” (HR. Muslim).


Shahabat Nabi Membunuh Jin Penampakan

Abu Sa’id al-Khudri ra. berkata: “Dulu di rumah itu tinggal seorang pemuda yang baru saja melangsungkan pernikahan. Ketika itu kami (termasuk pemuda itu) sedang pergi bersama Rasulullah sebagai tentara pada Perang Khandaq. Pada suatu siang yang terik pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah untuk pulang menemui istrinya. Beliau pun mengizinkannya pulang. “Bawalah senjatamu! Aku khawatir Bani Quraizhah akan membunuhmu.” pesan Rasulullah.

Pulanglah pemuda itu. Tak berapa jauh dari rumahnya ia mendapati istrinya sedang berdiri di antara dua pintu (pintu rumahnya dan pintu tetangganya). Melihat kejadian tersebut, marahlah ia. Ia hampir saja melemparkan tombaknya ke arah istrinya karena terbakar cemburu.

Sebelum terjadi, istrinya berteriak, “Jangan kau lempar tombakmu. Masuklah lebih dulu ke rumah, maka engkau akan tahu apa yang memaksaku keluar rumah!” Ia lalu masuk rumah, dan ia melihat seekor ular melingkar di atas ranjang. Dengan cepat ia menombak ular itu hingga tembus. Ia pun menenteng ular itu keluar rumah, tapi tiba-tiba ular itu menggeliat dan menggigitnya.

Tidak diketahui apakah ular atau pemuda itu yang lebih dahulu mati. Lalu kami menghadap Rasulullah dan menceritakan apa yang terjadi. Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Ia menghidupkannya kembali!” minta kami.

Beliau menjawab, “Sungguh, di Madinah ini ada sekelompok jin yang sudah masuk Islam. Jika kalian melihat salah satu dari mereka, maka usirlah ia dengan halus selama tiga kali. Bila setelah itu ia muncul lagi, tidak pergi meninggalkan rumah, maka bunuhlah karena ia adalah syetan (jelmaan jin kafir)”. (HR. Muslim)

Imam Mujahid ra. (seorang generasi Tabiin) pernah memberikan testimoni dari pengalamannya sendiri: “Di suatu malam saat saya mau shalat (tahajjud) ada sosok yang nongol di depanku menyerupai anak ABG. Saya pun bersikap keras padanya (menghajarnya), lalu dia melompati tembok sampai aku mendengar bunyi jatuhnya, setelah itu ia pun tidak pernah nongol lagi.” (Kitab Akamul Marjan: 137).

Jumat, 05 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (10)



Bisakah Jin Penampakan Disakiti atau Dibunuh?

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)


Pernahkah Anda menonton film layar lebar, layar kaca atau sinetron mistis atau horor? Ada jin (hantu) yang menampakkan diri dan meneror manusia, saat manusia itu melawan dengan memukulnya, melemparinya dengan batu, atau menusuknya dengan senjata tajam, atau menembaknya dengan senjata api, si Jin penampakan hanya tertawa sombong dan mengejek, tidak luka dan tidak tersakiti sama sekali, sehingga perlawanan manusia jadi sia-sia tak ada gunanya.

Apalagi materi tayangan itu dikaitkan dengan keyakinan sebagian masyarakat bahwa semua jin itu tidak bisa mati sampai akhir zaman nanti, mereka dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai hari Kiamat. Sehingga mereka percaya betul atas apa yang mereka tonton. Akhirnya manusia berpikir bahwa percuma kalau kita melawan Jin Penampakan, tidak bakal menang. Dan informasi salah itu bikin manusia makin lemah, makin ketakutan, dan makin tak berdaya. Syetan Jin pun jadi sombong dan makin arogan untuk mempermainkan manusia yang dihantui ketakutan.


Rasulullah saw. Menyakiti Jin Penampakan 

Rasulullah saw. pernah meringkus Jin yang menampakkan diri, dan berusaha untuk mengganggu shalat malamnya. Beliau pernah berkata: “Sesungguhnya Jin Ifrit menampakkan diri kepadaku tadi malam, untuk mengganggu shalatku. Kemudian Allah memberikan kemampuan kepadakku untuk meringkusnya. Aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, agar pagi harinya kalian semua bisa melihatnya. Namun saya teringat do’a saudaraku Sulaiman: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku.” Beliaupun melepaskan jin itu dalam keadaan terhina”. (HR. Bukhari & Muslim).

Nabi saw. juga pernah menyakiti Jin Penampakan dengan mencekiknya, seperti yang dikisahkan oleh Shahabat Ibnu Mas’ud ra.: Rasulullah saw. bersabda, “Suatu saat (saat shalat) syetan menggangguku, akupun meringkusnya lalu mencekiknya sampai aku rasakan dinginnya liur lidahnya di tanganku. Dia berkata: Kamu telah menyakitiku, kamu telah menyakitiku.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syekh al-Albani)


Khalid bin Walid ra. Pernah Membunuh Jin Penampakan

Abu Al-Thufail ra. bercerita: “Ketika Rasulullah saw. menaklukkan kota Mekah, beliau mengutus Khalid bin al Walid ke daerah Nakhlah, tempat keberadaan berhala ‘Uzza. Akhirnya Khalid mendatangi ‘Uzza, dan ternyata ‘Uzza itu adalah tiga buah pohon Samurah. Khalid lantas menebang ketiga pohon tersebut. Ketiga pohon tersebut terletak di depan sebuah rumah. Khalid pun menghancurkan bangunan rumah itu. Kemudian ia menghadap Nabi saw. melaporkan apa yang telah dia lakukan.

Nabi saw. berkata: Kembalilah karena engkau belum berbuat apa-apa. Akhirnya ia kembali ke tempat semula. Tatkala para juru kunci ‘Uzza melihat kedatangan Khalid, mereka menatap ke arah gunung yang ada di dekat lokasi sambil berteriak, “Wahai ‘Uzza. Wahai ‘Uzza.” Khalid mendaki puncak gunung, ternyata ‘Uzza itu berbentuk perempuan telanjang yang rambutnya terurai. Saat itu ia sedang menaburkan debu ke kepalanya dengan kedua tangannya. Khalid pun membabatnya dengan pedangnya dan ia pun mati terbunuh. Setelah itu Khalid kembali menemui Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Nabi saw. bersabda: “Nah, itulah ‘Uzza sebenarnya.” (HR. Nasai dan Abu Ya’la, serta dishahihkan Syekh Husein Salim Asad). 

Dari hadits-hadits shahih di atas, bisa disimpulkan bahwa Jin yang menampakkan diri pada manusia, berlaku hukum penampakan seperti kondisi manusia. Bisa kita foto atau kita videokan tanpa perlu kamera khusus atau ritual tertentu. Bisa kita pegang, kita ringkus, kita sakiti, kita serang balik, atau kita bunuh. Tidak memerlukan kesaktian atau keahlian, yang kita perlukan adalah iman yang kuat, keberanian untuk melawan syetan jahat, serta mohon pertolongan dan perlindungan dari Dzat yang Maha Kuat, yaitu Allah jalla jalaluh. Wallohul must’an. (bersambung)

Kamis, 04 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (9)

 


JIN YANG SUKA NARSIS

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Direktur Garaha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)


Inilah Jin Yang Suka Eksis dan Narsis 

Banyak cara dan modus yang dilakukan Syetan Jin untuk mengganggu dan menggoda manusia. Ada yang mengganggu manusia dengan suara tertentu atau bisikan tanpa adanya penampakan, ada yang mengganggu dengan cara penampakan yaitu menunjukkan eksistensi dan keberadaan mereka. Dalam syari’at Islam, Syetan Jin yang suka eksis dan narsis ini disebut dengan Ghoul atau Ghilan, yang masyarakat kita menyebutnya dengan Hantu.

Dalam hadits shahih, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila ada ghilan (hantu) yang menampakkan diri pada kalian, maka lantunkanlah adzan.” (HR. Ahmad, dan dishahihkan Syekh al-Arnauth). Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Mayoritas Ulama berpendapat bahwa Orang-orang Arab meyakini bahwa Ghilan (Hantu) itu suka menampakkan diri di tempat-tempat yang sepi, dan Ghoul (Ghilan) adalah bagian dari Syetan Jin yang suka menampakkan diri pada manusia.” (Kitab Syarhun Nawawi ‘ala Shahihi Muslim: 7/ 375)

Terkadang Syetan Jin menampakkan dirinya pada manusia dengan wujud dan sosok tertentu, sosok yang menyeramkan sehingga manusia jadi takut dan lari tunggang langgang saat melihatnya, bahkan ada yang sampai pingsan tidak sadarkan diri. Ada juga yang menampakkan diri sebagai sosok yang tidak seram, tidak bikin takut obyeknya, tapi akhirnya menjerumuskan dan menyesatkan obyeknya dari jalan yang benar. Seperti sebagai sosok yang mengaku nabi, tokoh agama dan lainnya. Apapun modus dan bentuk mereka saat menampakkan diri, yang mereka harapkan hanya satu, yaitu kesalahan kita dalam menyikapi atau mencari solusinya.


Jangan Salah Saat Hadapi Penampakan

Betapa banyak kaum muslimin yang salah sikap dalam menghadapai penampakan Syetan Jin. Ada yang tiba-tiba menobatkan dirinya sebagai nabi dan rasul baru, setelah semalam didatangi sosok yang mengaku sebagai Malaikat Jibril yang membawa ‘wahyu’ untuknya. Akhirnya dia dikenal sebagai nabi palsu dan menyesatkan banyak orang. Syetan jin pun senang karena berhasil menyesatkan.

Ada yang melihat penampakan sosok yang menyeramkan di suatu tempat, ia mengalami histeria dan ketakutan, lalu ia mengalami trauma. Kemudian pergi ke dukun untuk dijampi-jampi syirik, atau minta jimat dan gembolan yang diyakini bisa menjadi penangkal syetan. Kemana pun ia pergi, ia selalu membawa jimat tersebut, tanpanya ia tidak percaya diri atau khawatir celaka. Syetan jin pun tertawa menang atas kesyirikan yang ia lakukan. 

Dan ada juga yang tidak berani melewati tempat tersebut sebelum meletakkan sesajen atau barang sesembahan di area itu. Atau menundukkan dirinya kepada Syetan Jin yang diyakini sebagai penghuni tempat tersebut dengan mengatakan: Permisi Mbah, cucumu mau lewat. Atau berkata: Aku berlindung kepada yang menghuni tempat ini. Apa yang mereka lakukan justru membuat Syetan Jin jadi sombong dan merasa dituhankan. Berarti misi syetan telah berhasil.


Solusi Islami Saat Hadapi Jin Eksis dan Narsis

Jangan terjebak dalam perangkap Syetan Jin saat menghadapi penampakan mereka, apalagi sampai kita menjatuhkan martabat kita menghamba kepada mereka. Kalau sikap seperti itu yang kita lakukan, berarti kita akan dihantui ketakutan berkepanjangan serta terperosok pada dosa dan kesalahan, seperti yang telah Allah ingatkan dalam firman-Nya: “Dan sesungguhnya ada sekelompok laki-laki dari manusia yang meminta perlindungan kepada sekelompok laki-laki dari Jin, tapi justru mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah dosa (sesat).” (QS. al-Jin: 6)

Apa yang harus kita lakukan saat mengahadapi Syetan Jin yang suka Eksis dan Narsis? 

Pertama, jangan takut dan gentar, karena ketakutan kita justru melemahkan kita. Kuatkan diri dengan berlindung kepada Allah dari kejahatannya. Ingatlah pesan Rasulullah saw. “Janganlah mencaci-maki Syetan, tapi berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya.” (HR. Ad-Dailami dan dishahihkan Syekh al-Albani)

Kedua, lantunkan adzan dan dzikir. Sa’ad bin Abi Waqqosh ra. berkata: Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk melantunkan adzan apabila ada hantu yang menampakkan diri atau saat melihat penampakan hantu.” (HR. Bazzar, dihasankan Imam al-Haitsami). Dalam riwayat lain: Umar bin Khatthab berkata: Apabila diantara kalian ditampaki hantu, hendaklah melantunkan adzan, dengan begitu ia tidak akan membahayakannya.” (HR. Baihaqi). Adzan yang dimaksud di sini seperti lantunan adzan untuk panggilan shalat, tidak ada perbedaan lafazhnya.

Ketiga, lakukan perlawanan sebisa mungkin, serang mereka dengan apapun yang ada di sekitar kita, atau dengan senjata yang kita punya. Jangan takut dan gamang untuk melakukan perlawanan. Karena Syetan Jin yang menampakkan diri, akan berlaku hukum penampakan. Saat kita sakiti fisiknya, mereka akan merasakan sakit. Saat kita lempar batu, mereka pun akan terkena lemparan. Bahkan saat mereka kita bunuh pun, mereka akan mati. Itulah kondisi yang benar sesuai dengan petunjuk Syari’at Islam.

Imam Mujahid ra. (seorang generasi Tabi’in) berkata: “Syetan itu sebenarnya sangat takut terhadap kalian (manusia), melebihi ketakutan kalian kepadanya. Oleh karena itu, jika syetan menampakkan diri kepada kalian, janganlah kalian lari ketakutan. Karena jika kalian takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu), akan tetapi bersikaplah keras kepadanya, pasti dia akan pergi”. (HR. Ibnu Abid Dunya). 

Bahkan dalam riwayat Imam Muslim diceritakan, ada seorang shahabat Nabi saw. yang membunuh Jin yang menampakkan diri menjadi sosok ular di rumahnya.

Adapun yang sering kita lihat di media –cetak atau elektronik- yang sering digambarkan bahwa Syetan Jin yang menampakkan diri tidak bisa disakiti atau dibunuh, itu adalah kekeliruan yang nyata, karena gambaran itu tidak sesuai dengan Syari’at kita. Akhirnya secara psikologis kita dibuat lemah, dan jin itu super kuat bahkan sakti mandraguna, seakan tak bisa disakiti dan mati. Inilah penyesatan Media tentang dunia Jin yang perlu dikoreksi dan diluruskan. Wallahu a’lam.

Rabu, 03 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islam (8)

 


ALASAN IBLIS TIDAK MAU SUJUD KEPADA  NABI ADAM AS

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Direktur Garaha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)


Apakah Iblis Tak Mau Sujud Pada Adam Karena Tak Ingin Tauhidnya Ternoda?

Al-Qur’an telah mengisahkan: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka semua kecuali Iblis... (QS. al-Baqarah: 34). Di Surat lain: Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis..." (QS. al-Isra’: 61). Sebetulnya ayat tersebut jelas maknanya, tapi sebagian orang memelintirnya sehingga gagal paham.

Misalnya pernyataan berikut: Makhluk yang paling bertauhid dan paling ma’rifat kepada Allah adalah Iblis dan Fir’aun, Iblis lebih mengenal Allah dan pernah berdialog langsung dengan-Nya. Keengganannya menuruti perintah Allah untuk bersujud kepada Adam adalah bukti bahwa dia benar-benar bertauhid murni tidak mau menodai kemurnian tauhidnya dengan bersujud kepada selain Allah. (Lihat https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/syifa-al-qulub/article/view/2387)

Itulah pernyataan yang kerap dilontarkan Kaum Liberalis, persis seperti yang pernah dilontarkan Al-Hallaj (Seorang Tokoh Sufi Kontrofersial dan Sesat, yang dihukum mati pada tahun 309 H). Dalam kitabnya yang bernama Thawasin, ia mengapresiasi dan takjub atas apa yang diperbuat iblis dengan berkata: “Ma kaana fii ahlis samaa’i muwahhidun mitsla iblis!” Yang artinya: Tidak ada penghuni (penduduk) langit yang memiliki tauhid yang murni seperti iblis.” (Lihat https://alif.id/read/mukhammad-lutfi/kata-al-hallaj-iblis-itu-bertauhid-tapi-b216648p)


Inilah Faktor Pembangkangan Iblis

Kenapa Iblis tidak mau sujud kepada Adam as. saat diperntahkan oleh Allah ta’ala? Benarkah akarena Iblis ingin menjaga kemurnian tauhidnya? Karena ia tidak mau sujud kepada selain Allah, sebab dia sadar betul bahwa sujud kepada selain Allah adalah syirik besar. Benarkah itu alasan Iblis, atau itu akal-akalan segelintir orang untuk membela Iblis dan mengkultuskannya? 

Kejadian itu sudah lama sekali, yaitu di awal penciptaan manusia pertama (Adam). Dan kejadiannya pun di Surga, bukan di Bumi. Maksudnya kita jangan sok tahu dan merasa lebih bijak dalam menilai perbuatan seseorang, dan membelanya dari kekurangan serta kemaksiatannya. Yang Maha Tahu akan kejadian yang sebenarnya adalah Allah ta’ala.

Maka simaklah penjelasan Allah dalam al-Qur’an tentang motif keengganan Iblis untuk sujud kepada Adam, jangan sok tahu atau metasa lebih paham. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? Iblis menjawab: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. al-A’raf: 12). Itulah faktor pertama, Iblis merasa lebih baik dari Adam sehingga ia enggan sujud.

Faktor kedua: Iblis bersikap Sombong dan Angkuh, bukan karena khawatir Tauhidnya ternoda. Hal itu disampaikan Allah dalam al-Qur’an: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. al-Baqarah: 34). Iblis merasa lebih mulia dari Adam, itulah kesombongan yang melatarbelakangi keengganannya untuk sujud.

Faktor Ketiga: Iblis membangkang perintah Allah alias durhaka, bukan karena ia ingin menyembah Allah semata seperti yang mereka pahami. Simak firman Allah yang menegaskan hal itu: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.” (QS. al-Kahfi: 50)

Di surat lain: “Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.” (QS. Thaha: 116)

Faktor Keempat: Iblis hasad atau iri dan dengki pada Adam yang dijadikan Allah sebagai khalifah, padahal Iblis telah diciptakan sebelum Adam, dan telah beribadah kepada Allah sebelum Adam ada. “Dia (iblis) berkata: Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". (QS. al-Isra’: 62)

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: “Hasad adalah sifat yang paling buruk. Ia adalah kemaksiatan yang kali pertama terjadi di Langit, yaitu hasadnya Iblis pada Nabi Adam. Dan kemaksiatan yang kali pertama terjadi di Bumi, yaitu hasadnya Qabil pada Habil.” (Kitab Zadul Masir fi ‘Ilmit Tafsir: 4/ 509)


Bukan Sujud Penyembahan Tapi Penghormatan

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Sujud yang diperintahkan Allah kepada Iblis saat itu adalah tunduk dan hormat bukan untuk penyembahan atau peribadatan. Karena itu adalah perintah Allah, maka ketika ia mengikuti perintah tersebut berarti ia mentaati Allah. (Kitab Tafsir Ibnu Katsir: 1/ 232)

Sujud seperti itu pernah dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf kepadanya: “Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf, “Wahai ayahku inilah ta´bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan…” (QS. Yusuf: 100)

Imam Ibnu Katsir berkata: “Dulu sujud seperti itu diperbolehkan dalam syari’at mereka. Apabila mereka memberi salam kepada orang tua, maka mereka bersujud kepadanya. Kebolehan ini terus berlaku dari Era Adam hingga syari’at Isa as., lalu diharamkan dalam Syari’at Muhammad saw. yaitu menjadikan sujud hanya dikhususkan pada Allah SWT.” (Kitab Tafsir Ibnu Katsir: 4/ 412)

Shahabat Mu’adz bin Jabal ra. pernah bersujud kepada Rasulullah saw. Lalu beliau menegurnya: “Apa-apaan ini, wahai Mu’adz?” Muadz menjawab, “Aku baru datang dari Syam. Yang kulakukan ini serupa dengan mereka, (orang-orang di sana) mereja sujud untuk Uskup dan Pendeta-pendeta mereka. Aku pun berkeinginan melakukannya kepadamu.” Beliau saw. berkata, “Jangan kau lakukan. Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud, maka akan kuperintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR. Ibnu Majah, no. 1853).

Kalau Iblis tidak mau sujud ke Adam karena ia ingin menjaga kemurnian tauhidnya, tentu Allah Maha Mengetahui apa yang ia niatkan. Dan Allah tidak akan menghukumnya dengan mengeluarkannya dari Surga lalu melaknatnya. Tapi faktanya justru Iblis dinilai sebagai makhluk yang durhaka sehingga Allah melaknatnya sampai Kiamat. “Dan sesungguhnya kutukan (laknat) itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". (QS. al-Hijr: 35). Di ayat lain: Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari Surga, sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". (QS. Shad: 77-78). Bagaimana kita mengatakan Iblis makhluk yang paling murni Tauhidnya, padahal yang berhak kita Tauhidkan telah melaknatnya. Wallahu ‘alam.