Jin dan Dukun, Simbiosis Mutualisme
By. Hasan Bishri, Lc.
(Ketua II ARSYI dan Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari Simbiosis adalah keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme yang berbeda. Sedangkan Mutualisme adalah hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan antara dua organisme, misalnya semut dan kutu daun. Jadi Simbiosis Mutualisme adalah hubungan atau interaksi antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan antara satu dan lainnya.
Bagaimana Jin dan Dukun bisa jadi simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan satu sama lainnya? Bukankah mereka adalah makhluk yang beda spesies, beda materi ciptaannya dan beda alam kehidupannya. Jin makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari Api, sedangkan Dukun adalah manusia yang nyata dan diciptakan Allah dari tanah yang berprofesi di dunia perdukunan. Meskipun mereka makhluk yang berbeda alam, tapi mereka bisa saling berhubungan satu sama lain.
Kemesraan Jin dan Dukun Klenik
Simaklah bagaimana Allah membuka kedok kemesraan Jin dan manusia dalam menyesatkan manusia lainnya dari jalan yang benar di ayat berikut. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS. al-An’am: 112).
Lalu di ayat lain, Allah menceritakan bagaimana nasib manusia yang kerjasama dengan Syetan Jin saat di Dunia di Akhirat nanti: “Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An’am: 128)
Ini Penjelasan Ulama’ Tafsir
Imam Ibnul Jauzi rahimahaullah berkata bahwa ada 3 pendapat dalam penafsiran Istimta’ (Manusia dan Jin saling dapat kesenangan satu sama lain) yang terdapat pada ayat tersebut.
Pertama, istimta’ manusia pada Jin adalah saat manusia bepergian dan melewati lembah dan mereka ingin menginap di tempat tersebut, agar aman mereka berkata: Aku berlindung kepada yang menghuni tempat ini dari kejahatan yang ada. Sedangkan istimta’ Jin pada manusia adalah kebanggan mereka karena diperlakukan manusia sebagai sosok yang agung. Mereka berkata kepada kaumnya: Kita telah mengungguli manusia, sehingga mereka minta perlindungan kepada kita. Inilah pendapat Imam Ibnu Abbas, Muqotil dan al-Farra’
Kedua, Istimta’nya Jin pada manusia adalah taatnya manusia kepada mereka untuk berbuat kesesatan dan kemaksiatan. Sedangkan Istimta’ manusia pada Jin adalah Jin telah membantu urusan manusia saat mengahadapi kesulitan hidup, sehingga manusia merasa mudah untuk meraih yang diinginkannya. Ini pendapat Imam ‘Atha’, Muhammad bin Ka’ab dan az-Zajjaj.
Ketiga, istimta’ Jin pada manusia adalah keberhasilan syetan Jin dalam menyesatkan manusia. Sedangkan istimta’ manusia pada Jin adalah datangnya pertolongan Jin pada manusia dalam berpraktik Sihir dan Perdukunan serta yang sejenisnya. Berarti yang dimaksud dengan Jin di Ayat ini adalah Syetan. ” (Lihat Kitab Tafsir Zadul Masir: 2/ 412).
Definisi Dukun Menurut Bahasa dan Istilah
Dukun adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 362). Sedangkan Imam al-Jurjani rahimahullah mendefinisikan Dukun adalah orang yang mengabarkan hal-hal yang akan terjadi di masa depan, ia mengaku mengetahui rahasia-rahasia atau hal-hal yang ghoib. (Kitab at-Ta‘rifat: 183).
Imam Ibnul Manzhur rahimahullah berkata: Dukun adalah orang yang memberi kabar tentang apa yang ada di sekitar kita yang berkaitan dengan masa depan, ia mengaku bahwa dirinya mengetahui rahasia-rahasia ghoib. (Kamus Lisanul Arab: 309-310).
Ragam Jenis Dukun di Masyarakat
Istilah Dukun bukan hal yang asing di masyarakat kita, sangat familier dan dikenal oleh semua kalangan. Banyak orang yang menganggap bahwa orang yang punya keahlian tertentu itu disebut Dukun. Sehingga ada banyak ragam Dukun yang jasanya banyak dimanfaatkan masyarakat. Jadi tidak semua dukun itu klenik, atau berkolaborasi dengan Jin dan Syetan. Penyebutan dukun bagi mereka hanya istilah saja yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.
Misalnya istilah Dukun Bayi (Beranak), yaitu orang yang diyakini bisa membantu persalinan ibu-ibu yang mau melahirkan. Karena dahulu masyarakat kita merasa kesulitan untuk mengakses jasa bidan atau dokter, sehingga mereka memilih bantuan jasa tradisional untuk proses persalinan. Dan di pedasaan atau pelosok masih banyak yang menggunakan jasa ini, sedangkan masyarakat di perkotaan lebih memilih jasa Bidan atau Dokter di Klinik dan di Rumah Sakit bersalin.
Dukun Pijat (Urut), yaitu orang yang punya keahlian memijat atau mengurut orang yang kecapekan atau badannya pegal-pegal agar terasa ringan, rileks dan segar kembali. Ada juga istilah Dukun patah tulang, yaitu orang yang punya keahlian untuk menobati orang yang jatuh atau kecelakaan dan mengalami keseleo, patah tulang atau tulangnya bergeser dari posisinya. Ada juga istilah Dukun Calak atau Dukun Sunat, yaitu orang yang punya keahlian untuk mengkhitan anak laki-laki. Meskipun mayoritas mereka tidak menggunakan kekuatan ghaib dalam praktiknya, tapi mereka kerap disebut sebagai Dukun. Wallahu ‘alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar