Benarkah Jin Tidak Mati Sampai Kiamat?
By. Hasan Bishri, Lc.
(Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)
Kita harus membedakan antara Iblis dan Jin, sebagaimana yang pernah kita bahas di Serial Jinnipedia Islami yang ke-7 (Beda antara Jin, Iblis dan Syetan). Jin itu komunitas besar, dan di dalamnya ada Iblis, Ifrit dan lainnya. Posisi Iblis dalam komunitas Jin seperti Adam dalam komunitas manusia. Dan yang mendapatkan penangguhan umur sampai Kiamat nanti hanyalah Iblis, bukan Jin keseluruhannya.
Salah kalau kita mengeneralisir bahwa semua jin itu ditangguhkan umurnya sampai Kiamat nanti, sehingga jin-jin yang ada di sekitar kita tidak bisa kita sakiti atau kita bunuh. Mereka adalah makhluk Allah yang punya kekurangan dan keterbatasan. Mereka bukanlah super power yang punya otoritas untuk berbuat seenaknya dan semaunya, termasuk dalam hal mengganggu manusia. Mereka semua dalam pengendalian dan kekuasaan Allah ta’ala.
Hanya Iblis yang Ditangguhkan Kematiannya
Simak dengan seksama firman Allah berikut: Iblis berkata, “Beri tangguh-lah aku sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” (QS. al-A’raf: 14-15). Di surat lain: Iblis berkata: "Ya Rabbku! Kalau begitu, beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman, "Kalau begitu, sungguh kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari yang telah ditentukan." (QS. al-Hijr: 36 – 38)
Imam Ibnu Abbas ra. dan Imam as-Suddiy ra. serta ulama’ lainnya berkata: Allah menangguhkan Iblis sampai pada tiupan (Sangkakala) yang pertama, yang mana saat itu semua makhluk mati. Padahal permintaan Iblis semula minta ditangguhkan sampai hari kebangkitan (tiupan Sangkakala kedua), tapi Allah tidak mengabulkannya.” (Kitab Tafsir al-Qurthubi: 7/ 155)
Ini Dalil Kematian Jin
Berikut ini adalah di antara dalil yang menegaskan bahwa Jin secara keseluruhannya akan mengalami kematian seperti manusia, artinya mereka secara keseluruhan tidak ditangguhkan kematiannya. Ibnu Abbas ra. berkata: “Bahwasannya Nabi saw. pernah berkata dalam do’anya: Aku berlindung dengan keperkasaan-Mu yang tiada Tuhan selain Engkau yang tidak mati, sedangkan Jin dan Manusia semua mati.” (HR. Bukhari)
Di hadits shahih lainnya disebutkan: “Ya Allah, untukmu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kemuliaan-Mu yang tiada Tuhan selain Engkau agar tidak menyesatkanku, Engkau Dzat yang Maha hidup dan tak akan mati, sedangkan jin dan manusia semua mati.” (HR. Muslim).
Shahabat Nabi Membunuh Jin Penampakan
Abu Sa’id al-Khudri ra. berkata: “Dulu di rumah itu tinggal seorang pemuda yang baru saja melangsungkan pernikahan. Ketika itu kami (termasuk pemuda itu) sedang pergi bersama Rasulullah sebagai tentara pada Perang Khandaq. Pada suatu siang yang terik pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah untuk pulang menemui istrinya. Beliau pun mengizinkannya pulang. “Bawalah senjatamu! Aku khawatir Bani Quraizhah akan membunuhmu.” pesan Rasulullah.
Pulanglah pemuda itu. Tak berapa jauh dari rumahnya ia mendapati istrinya sedang berdiri di antara dua pintu (pintu rumahnya dan pintu tetangganya). Melihat kejadian tersebut, marahlah ia. Ia hampir saja melemparkan tombaknya ke arah istrinya karena terbakar cemburu.
Sebelum terjadi, istrinya berteriak, “Jangan kau lempar tombakmu. Masuklah lebih dulu ke rumah, maka engkau akan tahu apa yang memaksaku keluar rumah!” Ia lalu masuk rumah, dan ia melihat seekor ular melingkar di atas ranjang. Dengan cepat ia menombak ular itu hingga tembus. Ia pun menenteng ular itu keluar rumah, tapi tiba-tiba ular itu menggeliat dan menggigitnya.
Tidak diketahui apakah ular atau pemuda itu yang lebih dahulu mati. Lalu kami menghadap Rasulullah dan menceritakan apa yang terjadi. Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Ia menghidupkannya kembali!” minta kami.
Beliau menjawab, “Sungguh, di Madinah ini ada sekelompok jin yang sudah masuk Islam. Jika kalian melihat salah satu dari mereka, maka usirlah ia dengan halus selama tiga kali. Bila setelah itu ia muncul lagi, tidak pergi meninggalkan rumah, maka bunuhlah karena ia adalah syetan (jelmaan jin kafir)”. (HR. Muslim)
Imam Mujahid ra. (seorang generasi Tabiin) pernah memberikan testimoni dari pengalamannya sendiri: “Di suatu malam saat saya mau shalat (tahajjud) ada sosok yang nongol di depanku menyerupai anak ABG. Saya pun bersikap keras padanya (menghajarnya), lalu dia melompati tembok sampai aku mendengar bunyi jatuhnya, setelah itu ia pun tidak pernah nongol lagi.” (Kitab Akamul Marjan: 137).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar