Ciri-Ciri Praktik Perdukunan (part.22)
By. Hasan Bishri, Lc.
(Ketua II ARSYI, 081225211779)
Di serial Jinnipedia Islami ke-21 sudah kita bahas tujuh pin penting bagi kita untuk menidentifikasi praktik perdukunan yang berkembang di masyarakat. Meskipun ada di anatara mereka yang terus terang sebagai dukun dan bangga dengannya, tapi banyak yang menyamarkan diri dan bermetamorfosis. Sehingga masyarakat awam mengalami kesulitan untuk membedakan mana yang dukun dan mana yang bukan. Padahal para ulama’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah telah mengajarkan kepada kita ilmu terkait dengan cara identifikasi praktik perdukunan. Seperti yang disampaikan oleh Syekh Wahid Abdus Salam Bali dalam kitabnya. Dan ini lanjutan dari ilmu tersebut.
Kedelapan; Menyuruh pasien mengisolir diri di tempat tertentu. Kadang di kuburan, di kamar yang gelap, di tempat yang dianggap angker, atau di tempat yang dikenal keramat. Saat isolasi itu itu, pasien dukun disuruh melakukan ritual tertentu seperti merapal atau mewirid mantra pemberian dukun, berpuasa beberapa hari dengan cara-cara tertentu yang tidak lazim dan tidak sesuai tuntunan syariat, sehingga pasien makin percaya pada otoritas kesaktian dukun. Mereka menjadikan dukun sebagai pembimbing spiritual dan pemandu ritual.
Kesembilan; Melarang pasiennya menyentuh air dalam kurun waktu tertentu. Biasanya kalau Jin piaraan dukun itu kafir, maka pasiennya disuruh untuk melakukan ragam kemaksiatan. Tidak boleh menyentuh air dalam masa tertentu, termasuk tidak boleh wudhu dan mandi besar. Sehingga si pasien pun tidak shalat, atau tetap disuruh shalat tapi tanpa wudhu. Dan itulah pelecehan ajaran syariat yang disukai syetan laknat. Terkadang Dukun jelas bertindak seperti Rasul, yang bisa mengharamkan dan menghalalkan sesuatu, atau merasa punya syari’at sendiri.
Kesepuluh; Memakai jimat atau menggunakan benda pusaka atau dikeramatkan dan menjadikannya sebagai media pengobatan. Banyak jenis jimat yang sering digunakan dukun, ada yang berupa cincin, gelang, kalung, kulit binatang, tulang hewan, baju, rompi, keris, batu, dan yang lainnya. Bahkan banyak pasiennya yang meyakini bahwa jimat-jimat itulah sumber kekuatan magic Dukun, alias ada penunggunya yaitu jin-jin piaraan atau khadamnya. Terkadang mereka jual jimat itu ke pasiennya untuk dijadikan sebagai pelindung ghaib.
Kesebelas; Menerawang kondisi atau masa lalu pasien (Nyongklok). Biasanya aksi ini dilakukan oleh Dukun untuk meyakinkan mereka yang datang minta bantuannya. Seakan Dukun itu sakti mandraguna, bisa mengetahui masalah pasien meskipun si pasien belum cerita. Bisa paham maksud kedatangan pasien tanpa diagnosa seperti yang dilakukan para dokter. Bisa menerawang masa depan pasien atau meramal nasib yang akan dialami oleh customnya. Biasanya aksi seperti ini bikin pasien klepek-klepek tidak berdaya, dan percaya seratus persen pada si Dukun.
Keduabelas; Melakukan proses pengobatan jarak-jauh. Sepertinya sudah lazim di dunia perdukunan, melancarkan aksinya dari jarak jauh. Obyek sasaran tidak harus ditemui, pengobatan bisa via foto atau benda-benda second yang pernah dipakai calon korban.
Ketigabelas; Berkholwat dengan pasien lain jenis (non mahrom). Maksud berkholwat di sini adalah si Dukun saat mengobati pasien lain jenis yang bukan mahromnya di ruangan tertutup, hanya berduaan. Pasien tidak boleh ditemani keluarga, saudara atau temannya. Akhirnya syetan menjadi yang ketiga di antara mereka berdua. Lalu terjadi pelecehan seksual, pemerkosaan atau pencabulan. Siapapun yang melakukan hal itu dalam praktik pengobatannya, kita harus jauhi dan tinggalkan karena ada pelanggaran Syari’at di dalam praktiknya.
Ini poin penting yang harus kita pahami bersama. Karena banyak terjadi kasus pencabulan yang diawali dengan berkholwatnya Penterapis atau Pengobat dengan pasien lain jenis yang diobati. Kalau kita tidak peduli dengan aturan Syari’at ini, maka bersiaplah untuk menjadi korban-korban selanjutnya. Seperti yang dialami oleh keluarga yang tinggal di Sukabumi Jawa Barat. Karena keluarga ingin kaya mendadak atau kaya dengan cara instan, akhirnya anaknya yang masih SMP hamil dicabuli oleh orang yang dianggap sebagai Guru Spiritual keluarga.
Seorang dukun cabul di Kampung Karanggantung, Sukabumi, Jawa Barat,, mencabuli anak SMP berusia 14 tahun hingga hamil. "Modus yang dilakukan pelaku berinsial KI (64), untuk bisa mencabuli korbannya dengan cara mengaku bisa mendatangkan uang sebanyak tiga karung," kata Kapolsek Gunungguruh, Yudi Wahyudi, Jumat (3/6/2016).
Si Dukun minta keluarga korban harus mendatangkan anak perempuannya untuk menyaksikan kedatangan uang sebanyak tiga karung tersebut di dalam kamar tersangka. Saat berduaan di dalam kamar, tersangka langsung mencabuli korbannya. Bahkan, kelakuan bejad tersangka tidak hanya sekali saja dilakukan, dengan alasan untuk mempercepat mendatangkan uang sebanyak tiga karung tersebut. Kasus ini baru terungkap setelah keluarga korban yang mencurigai perubahan tubuh anak gadisnya tersebut yang ternyata telah hamil lima bulan. Korban pun mengaku hamil karena dicabuli oleh KI saat prosesi mendatangkan uang. (news.okezone.com)
Rasulullah saw. Ingatkan Bahaya Kholwat
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syetan menjadi yang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban dan dishahihkan Syekh al-Arnauth). Dalam riwayat lain: “Siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahromnya, karena syetan menjadi yang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad dari hadits Jabir 3/339, dan dishahihkan Syekh al-Arnauth).
Imam Al-Munawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud hadits tersebut: Syetan menjadi yang ketiga di antara keduanya dengan membisikkan mereka (untuk melakukan kemaksiatan), dan menjadikan syahwat mereka berdua bergejolak, dan menghilangkan rasa malu dari keduanya, serta menghiasi kemaksiatan hingga nampak indah dihadapan mereka berdua, sampai akhirnya syetanpun menyatukan mereka berdua dalam perzinaan.” (Lihat Kitab Faidhul Qodir: 3/ 78). (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar